Mohon tunggu...
Salsabila Amanda
Salsabila Amanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

Hobi saya, Olahraga, menulis, dan masih banyak lagi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembagian Pengetahuan: Memahami Aliran Konstruktivisme dalam Konteks Pendidikan

31 Mei 2024   02:15 Diperbarui: 31 Mei 2024   02:27 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan suatu proses yang bertujuan untuk memfasilitasi pembangunan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang dunia di sekitar mereka. Dalam konteks ini, aliran konstruktivisme menawarkan kerangka kerja yang kuat untuk memahami bagaimana siswa memperoleh pengetahuan dan bagaimana proses pembelajaran dapat dipandu.
Aliran konstruktivisme sebagai Landasan Teoritis, yang pertama kali dikembangkan oleh para pemikir seperti Piaget, Vygotsky, dan Bruner, menekankan bahwa pengetahuan bukanlah sesuatu yang dipindahkan dari guru ke siswa, melainkan dipahami sebagai hasil dari konstruksi aktif oleh siswa sendiri. Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam membangun pemahaman mereka sendiri melalui interaksi dengan materi pelajaran dan pengalaman belajar.
Dalam pendekatan konstruktivis, siswa ditempatkan sebagai subjek aktif yang terlibat dalam pembangunan pengetahuan mereka sendiri. Mereka didorong untuk mengaitkan materi baru dengan pengetahuan yang sudah ada, mengajukan pertanyaan, melakukan eksplorasi, dan berdiskusi dengan teman sejawat mereka. Dengan demikian, siswa tidak hanya menerima informasi, tetapi juga secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran, yang memungkinkan mereka untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan berkelanjutan.
Pendekatan konstruktivis menekankan pentingnya konteks dalam pembangunan pengetahuan. Siswa dihargai sebagai individu yang memiliki pengalaman dan latar belakang yang unik, dan pembelajaran diarahkan untuk relevan dengan konteks budaya dan sosial siswa. Dengan demikian, siswa lebih mampu membuat hubungan antara apa yang mereka pelajari dengan pengalaman mereka sehari-hari, membuat pembelajaran menjadi lebih berarti dan relevan bagi mereka.
Konstruktivisme juga menyoroti pentingnya pembelajaran yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Pemahaman siswa tidak dianggap sebagai sesuatu yang statis, tetapi sebagai hasil dari proses pembelajaran yang terus-menerus dan refleksi atas pengalaman baru. Guru diharapkan untuk memberikan kesempatan bagi siswa untuk terus memperdalam pemahaman mereka melalui diskusi, tugas-tugas reflektif, dan proyek-proyek berbasis penelitian.
Dengan memahami konstruktivisme dalam konteks pendidikan, guru dapat merancang pengalaman pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk secara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri, mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman mereka sendiri, dan memperoleh pemahaman yang mendalam dan berkelanjutan tentang dunia di sekitar mereka.
 
* Implementasi Konstruktivisme dalam Konteks Pendidikan
1. Pembelajaran Berbasis Proyek
Di kelas seni budaya waktu smp saya, guru memberikan proyek kepada siswa untuk membuat karya seni yang merefleksikan nilai-nilai budaya mereka. Seperti kelas saya diminta untuk membuat lukisan atau patung yang menggambarkan nilai-nilai keadilan dan persatuan dalam masyarakat. Melalui proyek ini, saya dan teman saya tidak hanya belajar tentang nilai-nilai budaya mereka, tetapi juga membangun pemahaman mendalam tentang bagaimana nilai-nilai tersebut tercermin dalam berbagai seni.
2. Simulasi atau Permainan Peran
Dalam pelajaran ekonomi di MA saya, guru saya mengadakan simulasi pasar di mana siswa berperan sebagai produsen dan konsumen.kita diberi kesempatan untuk merencanakan produksi, menetapkan harga, dan melakukan transaksi perdagangan. Melalui simulasi ini, saya dapat memahami konsep-konsep ekonomi secara praktis dan menerapkannya dalam situasi nyata.
3. Penelitian Mandiri
Guru saya memberikan tugas observasi di berbagai masjid/TPQ kepada angakatan saya karena angkatan saya ini kelas akhir di mana kita diminta untuk melakukan observasi. Misalnya, dalam pelajaran agama, saya dapat melakukan eksperimen sendiri untuk memahami konsep-konsep cara mengajar ngaji yang diajarkan di kelas. Dengan melakukan observasi, siswa dapat mengembangkan keterampilan mereka sendiri dan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang subjek yang mereka pelajari.
 
* Kelebihan Konstruktivisme dalam Pendidikan
1. Pembelajaran Aktif : Konstruktivisme menempatkan siswa sebagai subjek aktif dalam proses pembelajaran, memungkinkan mereka untuk secara aktif terlibat dalam pembangunan pengetahuan mereka melalui pengalaman langsung, eksplorasi, dan refleksi.
2. Pemahaman Mendalam : Dengan fokus pada konstruksi pengetahuan oleh siswa, pendekatan konstruktivis memungkinkan terciptanya pemahaman yang mendalam dan berkelanjutan, karena siswa membangun pemahaman mereka sendiri melalui proses pembelajaran yang berkelanjutan.
3. Relevansi Kontekstual : Konstruktivisme menekankan pentingnya konteks budaya dan pengalaman individu dalam pembangunan pengetahuan. Ini membuat pembelajaran menjadi lebih relevan dan berarti bagi siswa karena terkait dengan realitas mereka.
 
* Kekurangan Konstruktivisme dalam Pendidikan
1. Keterbatasan Waktu : Pendekatan konstruktivis dapat memakan waktu yang cukup lama karena mendorong pembelajaran yang mendalam dan berkelanjutan. Ini bisa menjadi tantangan dalam konteks kurikulum yang padat atau batasan waktu pembelajaran yang terbatas.
2. Kesulitan Evaluasi : Evaluasi pembelajaran dalam pendekatan konstruktivis bisa menjadi sulit karena fokus pada pemahaman mendalam dan unik oleh siswa. Metode evaluasi yang tradisional mungkin tidak selalu mencerminkan dengan akurat pemahaman yang telah dibangun oleh siswa.                
3. Ketergantungan pada Siswa : Konstruktivisme menempatkan banyak tanggung jawab pada siswa untuk membangun pengetahuan mereka sendiri. Namun, tidak semua siswa mungkin siap atau memiliki keterampilan untuk mengambil peran aktif dalam pembelajaran mereka sendiri, yang bisa menyebabkan ketidaksetaraan dalam kesempatan belajar.
Dengan memahami kelebihan dan kekurangan dari pendekatan konstruktivisme dalam pendidikan, pendidik dapat mengadopsi strategi yang tepat untuk memaksimalkan potensi pembelajaran siswa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun