Mohon tunggu...
salsabila
salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa di UIN RMS Surakarta

saya memiliki ketertarikan terhadap dunia fotografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hoarding Disorder: Ketika Menumpuk Menjadi Kebutuhan

12 Juni 2024   20:55 Diperbarui: 12 Juni 2024   21:04 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam keheningan rumah yang penuh sesak, tersembunyi cerita-cerita yang tak terucapkan. Di antara tumpukan barang yang menyesakkan, terdapat jiwa-jiwa yang terjebak dalam labirin benda-benda yang tak lagi berharga. Ini adalah realitas dari mereka yang hidup dengan hoarding disorder, sebuah kondisi psikologis yang seringkali disalahpahami sebagai kebiasaan buruk atau ketidakpedulian terhadap kebersihan.

Mengenal Hoarding Disorder

Hoarding disorder adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan untuk membuang barang-barang, meskipun barang tersebut tidak memiliki nilai praktis atau emosional. Ini bukan sekadar kegemaran menimbun, melainkan gangguan yang kompleks dan serius yang dapat mengganggu fungsi sehari-hari seseorang.

Penyebab dan Dampak

Penyebab pasti dari hoarding disorder belum sepenuhnya dipahami, namun faktor-faktor seperti genetika, trauma, dan kondisi psikologis tertentu dapat berperan. Dampaknya tidak hanya terbatas pada kondisi rumah yang kacau, tetapi juga pada kesehatan mental dan fisik, serta hubungan sosial yang terganggu.

Mengapa Kita Perlu Peduli?

Sebagai masyarakat, kita seringkali cepat menghakimi tanpa mencoba memahami. Hoarding disorder bukanlah pilihan, melainkan jeritan batin yang membutuhkan empati dan bantuan. Kita perlu mendekatkan diri, bukan menjauhkan diri, dari mereka yang mengalami kondisi ini.

Menuju Pemahaman dan Solusi

Penting bagi kita untuk mendidik diri sendiri dan orang lain tentang hoarding disorder. Dengan pemahaman yang lebih baik, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung dan strategi intervensi yang efektif. Terapi perilaku kognitif telah terbukti membantu, dan dukungan keluarga serta komunitas adalah kunci untuk pemulihan.

Kesimpulan

Hoarding disorder adalah lebih dari sekadar tumpukan barang; ini adalah masalah kesehatan mental yang membutuhkan perhatian kita. Mari kita buka pintu dialog dan dukungan, sehingga mereka yang berjuang dengan hoarding disorder dapat menemukan jalan kembali ke kehidupan yang lebih teratur dan bermakna.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun