Mohon tunggu...
Salsabila Alifah Saripudin
Salsabila Alifah Saripudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

Salsabila Alifah Saripudin | NIM 43223010164 | Mahasiswa | S1 Akuntansi | Fakultas Ekonomi dan Bisnis | Universitas Mercu Buana | Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

28 November 2024   23:18 Diperbarui: 28 November 2024   23:18 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Transformasi Kepemimpinan Melalui Pengembangan Jiwa dan Raga

Salah satu konsep penting dalam ajaran Ki Ageng Suryomentaram adalah keseimbangan antara jiwa, rasa, dan raga. Ketiga elemen ini harus dipahami dan diharmoniskan agar seorang pemimpin dapat memimpin dengan bijaksana dan adil. Ketika seseorang mampu menyeimbangkan antara jiwa (batin), rasa (perasaan), dan raga (tubuh), mereka akan lebih mampu menghindari godaan duniawi yang bisa merusak moralitas dan etika kepemimpinan.

Pemimpin yang mampu menjaga keseimbangan antara ketiga unsur ini akan lebih mudah untuk membuat keputusan yang adil dan berpihak pada kepentingan masyarakat. Dengan mengembangkan kesadaran batin dan menghindari godaan duniawi, pemimpin akan lebih mampu untuk memimpin dengan integritas dan fokus pada kemajuan rakyat, bukan pada keuntungan pribadi atau kelompok. Keseimbangan ini memungkinkan pemimpin untuk melihat dengan lebih jelas apa yang benar dan apa yang salah, serta untuk membuat keputusan yang tepat meskipun menghadapi tekanan atau godaan.

5. Dedikasi dan Integritas dalam Kepemimpinan

Ajaran Ki Ageng Suryomentaram juga mendorong individu untuk memiliki dedikasi tinggi terhadap tugas dan tanggung jawab yang diemban. Seorang pemimpin yang memiliki dedikasi tinggi akan memimpin dengan integritas dan komitmen untuk kesejahteraan rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi. Dedikasi ini tercermin dalam cara mereka menjalankan tugas kepemimpinan dengan transparansi dan akuntabilitas.

Pemimpin yang memiliki dedikasi dan integritas tinggi akan menghindari korupsi karena mereka memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masyarakat dan tidak ingin mengecewakan kepercayaan yang diberikan kepada mereka. Dedikasi ini juga mendorong pemimpin untuk lebih berfokus pada kepentingan jangka panjang masyarakat, menghindari kebijakan atau tindakan yang hanya menguntungkan diri mereka sendiri dalam jangka pendek.

Kesimpulan

Kesimpulannya, ajaran Ki Ageng Suryomentaram memberikan landasan yang sangat relevan dalam pencegahan korupsi dan transformasi kepemimpinan di Indonesia. Pemikiran beliau menekankan pentingnya keseimbangan batin, pengendalian diri, dan kesederhanaan hidup sebagai prinsip dasar yang mengarahkan seseorang untuk tidak terjebak dalam godaan kekuasaan dan materialisme, yang sering menjadi akar masalah korupsi. Dengan enam prinsip utama yang diajarkan oleh Ki Ageng Suryomentaram, yaitu sabutuhe (sesuai kebutuhan), saperlune (secukupnya), sakpenake (selayaknya), mulur mungkret (dinamika keinginan), kedamaian batin (jiwa yang tenang), dan kawruh jiwa (pengetahuan batin), ajaran beliau memberikan pedoman yang sangat bijaksana dalam kehidupan pribadi dan kepemimpinan yang mengutamakan kesejahteraan bersama, bukan kepentingan pribadi atau duniawi.

Dengan prinsip sabutuhe, pemimpin diajarkan untuk hanya mengejar apa yang benar-benar dibutuhkan, tidak berlebihan dalam mengejar kekayaan atau status sosial. Hal ini sangat relevan untuk mencegah terjadinya perilaku koruptif, karena pemimpin yang hidup dengan sederhana tidak akan merasa terdorong untuk mengeksploitasi kekuasaan demi kepentingan pribadi. Prinsip saperlune dan sakpenake melengkapi ajaran ini dengan menekankan hidup secukupnya dan sesuai dengan kondisi yang ada, yang mendorong pemimpin untuk lebih peduli terhadap kepentingan rakyat daripada ambisi pribadi. Dengan demikian, ajaran ini tidak hanya menghindarkan pemimpin dari tindakan korupsi, tetapi juga membantu mereka untuk berpikir lebih kritis dan berpihak pada kepentingan rakyat.

Konsep mulur mungkret mengajarkan tentang pengelolaan keinginan manusia yang selalu berkembang dan berkurang, yang mencerminkan dinamika perasaan batin. Keinginan yang terus-menerus berkembang, atau mulur, sering kali dapat menjerumuskan individu pada perasaan tidak pernah cukup, yang menjadi akar dari keserakahan. Sebaliknya, ketika keinginan berkurang (mungkret), manusia dapat merasakan kekecewaan, tetapi ini juga menjadi momen refleksi yang membantu mereka menerima kenyataan dan menemukan kedamaian batin. Pemimpin yang mampu memahami dan mengendalikan keinginan ini akan lebih bijaksana dalam mengambil keputusan yang tidak hanya berorientasi pada kesenangan sesaat, tetapi juga memperhatikan keberlanjutan dan dampaknya bagi masyarakat. Melalui pendekatan ini, pemimpin akan lebih fokus pada kualitas hidup masyarakat daripada mengejar keuntungan pribadi yang bersifat sementara.

Kedamaian batin yang diajarkan oleh Ki Ageng Suryomentaram sangat penting dalam menjaga kestabilan emosi dan keputusan seorang pemimpin. Pemimpin yang memiliki kedamaian batin akan lebih sulit terpengaruh oleh godaan duniawi yang berpotensi merusak integritas. Dalam konteks kepemimpinan, kedamaian batin tidak hanya merujuk pada ketenangan pribadi, tetapi juga kepada kemampuan pemimpin untuk tetap tenang dalam menghadapi tekanan eksternal dan membuat keputusan yang adil dan bijaksana. Pemimpin yang berakar dalam kedamaian batin akan memiliki visi yang lebih jelas dan fokus pada misi untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat, bukan sekadar mencari keuntungan pribadi atau kekuasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun