Mohon tunggu...
Salsabila Alifah Saripudin
Salsabila Alifah Saripudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

Salsabila Alifah Saripudin | NIM 43223010164 | Mahasiswa | S1 Akuntansi | Fakultas Ekonomi dan Bisnis | Universitas Mercu Buana | Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

28 November 2024   23:18 Diperbarui: 28 November 2024   23:18 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PPT Pribadi Penulis TB-2 Antikorupsi dan Etik UMB

Dalam ajaran Ki Ageng Suryomentaram, pemahaman yang mendalam tentang jiwa dan rasa sangat diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Keberhasilan seseorang dalam mengendalikan rasa dan memenuhi kebutuhan batin secara bijaksana akan membawa dampak positif tidak hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi masyarakat luas. Dengan begitu, ajaran beliau memberikan pedoman penting dalam menciptakan pemimpin yang adil, bijaksana, dan bebas dari praktik-praktik korupsi, yang tentunya dapat membawa perubahan sosial yang lebih baik.

Enam "Sa" dan Prinsip Hidup Sederhana

Salah satu ajaran utama Ki Ageng Suryomentaram yang sangat terkenal adalah prinsip hidup sederhana yang dikenal dengan enam "sa". Enam prinsip ini adalah:

1. Sa-butuhe (sebutuhnya): Hidup harus sesuai dengan kebutuhan, tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Prinsip ini mengajarkan pentingnya rasa cukup, yaitu menyadari bahwa hidup ini tidak selalu harus mengejar hal-hal yang lebih atau lebih banyak.

2. Sa-perlune (seperlunya): Segala sesuatu dilakukan hanya sepenuhnya yang diperlukan. Tidak ada ruang untuk sikap boros atau berlebihan, yang hanya akan mengarah pada pemborosan dan ketidakpuasan batin.

3. Sa-cukupe (secukupnya): Hidup secukupnya adalah kunci untuk menghindari ketamakan dan kerakusan. Ketika seseorang merasa cukup dengan apa yang dimiliki, maka ia akan terhindar dari keinginan yang tidak ada habisnya dan hidup dalam ketenangan.

4. Sa-benere (sebenarnya): Segala sesuatu dilakukan dengan niat yang tulus dan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, tidak ada yang disembunyikan atau dilebih-lebihkan. Hidup harus dijalani dengan kesadaran penuh akan kenyataan yang ada.

5. Sa-mesthine (semestinya): Segala sesuatu harus berjalan sesuai dengan takdir dan waktu yang telah ditentukan, tidak memaksakan kehendak untuk mengubah apa yang sudah menjadi jalan hidup. Prinsip ini mengajarkan untuk menerima segala sesuatu yang terjadi dalam hidup dengan lapang dada dan bersyukur.

6. Sak-penake (sepantasnya): Hidup harus dijalani dengan penuh kehormatan dan kehormatan diri. Prinsip ini mengajarkan bahwa setiap tindakan harus dilakukan dengan integritas, dan seseorang harus hidup sesuai dengan standar moral yang tinggi.

Prinsip-prinsip enam "sa" ini menjadi landasan dalam menjalani hidup yang lebih sederhana dan tidak terikat pada duniawi. Dalam dunia modern yang sering kali terjebak pada kehidupan konsumtif dan ambisi yang tidak ada habisnya, ajaran ini menjadi relevansi yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan hidup dan mencegah diri terjerumus dalam perilaku yang tidak sehat, seperti korupsi dan keserakahan.

Keterkaitan Pemikiran Ki Ageng dengan Pencegahan Korupsi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun