Setahun sudah berlalu
ada banyak sekali yang mau aku ceritakan padamu, dari hal yang penting sampai ke hal yang tidak penting sekalipun.
aku rindu coletahan mu, rindu motivasi dan arahan kehidupan darimu, sampai-sampai aku rindu untuk kau marahi.
rumah terasa begitu sepi, ada banyak sekali suara yang ku dengar tiap hari nya. suara tangis yang begitu dalam. ntah itu dari sudut kamarku maupun dari sudut kamar sebelah. bukan maksud untuk menagisi tiap saat, namun semua terjadi begitu saja hanya karena alasan rindu.
di saat beranjak dewasa pastinya semua orang membutuhkan naktoda untuk menentukan arah tujuannya,Â
sedangkan aku? di saat aku sedang menentukan arah tujuan, di saat itu pula aku kehilangan nahkoda-ku.Â
aku hilang arah, hilang tujuan dan hilang harapan. semuanya sirna begitu saja.Â
namun, alangkah bodohnya jika aku hanya berdiam diri pasrah dengan keadaan.
yang pastinya akan membuat kau sangat marah denganku jika aku begitu.
aku harus terus berjalan untuk mimpi-mimpi yang dahulu sudah kita rancang berdua.Â
Ayah, terima kasih sudah berjuang menahan rasa sakit mu selama ini, walaupun akhirnya kau kalah, tetapi kau sudah berusaha semaksimal mungkin.Â