Mohon tunggu...
Salsabila Hasibuan
Salsabila Hasibuan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi UIN Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketimpangan Pendidikan di Indonesia

21 Oktober 2024   01:02 Diperbarui: 21 Oktober 2024   03:18 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salsabila Hasibuan

Mahasiswi semester 1 Pendidikan Agama Islam 

Alumni Pondok Pesantren Darul Hadits

Ketimpangan pendidikan merujuk pada kondisi dimana terdapat ketidakmerataan kualitas dan hasil pendidilkan yang diterima oleh penduduk di suatu daerah, baik dari segi akses maupun hasil pendidikan yang dicapai oleh lulusan dari berbagai latar belakang sosial dan ekonomi.

Beberapa faktor yang menyebabkan ketimpangan pendidikan di Indonesia, antara lain:

-Akses yang tidak merata

 Di wilayah perkotaan, para siswa biasanya lebih mudah mengakses sarana pendidikan, mendapatkan guru yang kompoten, dan memanfaatkan teknologi. Sebaliknya, di daerah pedesaan atau terpencil, banyak anak yang kesulitan mendapatkan akses yang cukup ke sekolah,terutama kesekolah yang bermutu. Hal ini memperbesar jurang perbedaan antara siswa di kota dan di desa.

-Kualitas pendidikan yang berbeda

Selain perbedaan akses, mutu pendidikan di berbagai daerah atau sekolah juga tidak merata. Sekolah-sekolah di wilayah yang lebih berkembang biasanya memiliki tenaga pengajar yang lebih kompoten, kurikulum yang lebih unggul, dan sarana prasarana yang lebih lengkap. Sebaliknya, sekolah-sekolah di daerah tertinggal sering mengalami kekurangan guru dan fasilitas yang kurang memadai untuk mendukung proses belajar mengajar.

-Rendahnya kualitas guru

Tenaga pengajar (guru) diharapkan mampu mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Namun, secara keseluruhan, kualitas guru di negara ini masih rendah. Para guru di Indonesia tidak dapat menjalankan fungsinya secara optimal. ketidakoptimalan ini disebabkan oleh kurangnya perhatian pemerintah terhadap para pengajar, terutama dalam usaha meningkatkan profesionalisme mereka. Sedangkan secara kuantitatif sebenarnya jumlah guru di Indonesia relatif tidak buruk. ( Anwar, 2017)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun