Mohon tunggu...
Salsabiila Cahyani
Salsabiila Cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo semuanya.. saya Salsabiila, mahasiswa yang memiliki minat terhadap isu sosial yang cukup sensitif. Ini merupakan akun menulis saya yang pertama, saya harap saya dapat mengembangkan keahlian menulis saya dan dapat memberikan opini saya terhadap isu-isu yang jarang dibicarakan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesalahan Potrayal Feminisme dalam Pandangan Masyarakat

23 November 2024   19:45 Diperbarui: 24 November 2024   10:24 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demonstrasi hak perempuan di Alun-alun nathan philips pada tahun 1970 (Sumber: Getty Images)

Feminisme merupakan gerakan yang bertujuan untuk memperjuangkan kesetaraan gender di berbagai aspek kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Namun, seringkali feminisme dipahami secara keliru oleh masyarakat karena stereotype yang melekat, penyebaran informasi yang kerilu, atau penggambaran yang kurang tepat dalam media. Seperti berikut, adalah beberapa stigma masyarakat yang salah memahami makna feminisme:

  • 1. Dianggap sebagai Gerakan Anti-Laki-Laki

Salah satu kesalahpahaman terbesar adalah stigma bahwa feminisme bertujuan untuk "mengalahkan" atau menyingkirkan laki-laki. Faktanya, feminisme bukanlah tentang mengutamakan perempuan di atas laki-laki, melainkan menciptakan kesetaraan hak dan kesempatan bagi semua gender. Namun, media atau individu tertentu sering menggambarkan feminis sebagai sosok yang membenci laki-laki, sehingga memperkuat stigma ini.

Meski fokus utama feminisme adalah membela hak-hak perempuan karena adanya sejarah ketidakadilan yang panjang, feminisme juga mengadvokasi isu-isu yang relevan dengan laki-laki. Contohnya, feminisme mendukung penghapusan stereotype gender yang menekan laki-laki untuk selalu tampil kuat atau tidak boleh menunjukkan emosi. Hal ini jarang dibahas sehingga feminisme dianggap sebagai gerakan sepihak.

  • 3. 'Kesetaraan' yang Dipahami Secara Keliru

Banyak yang mengira feminisme menginginkan perempuan dan laki-laki menjadi sama persis dalam segala hal, padahal maksudnya adalah kesempatan yang setara. Feminisme memperjuangkan kesempatan yang setara, bukan menghapus perbedaan biologis atau kebutuhan masing-masing gender.

  • 4. Anggapan Bahwa Feminisme Berasal dari Budaya Barat

Sering kali, yang orang ketahui tentang feminisme adalah budaya yang berasal dari Barat, padahal feminisme juga punya bentuk yang berbeda di setiap budaya. Contohnya seperti di Indonesia, perjuangan R.A. Kartini untuk pendidikan perempuan adalah bentuk feminisme. Tapi, banyak yang tidak menyadari kalau feminisme lokal juga penting, jadi feminisme terasa jauh dan tidak relevan.

Juang Feminis Menghapus Potrayal Mereka dari Stigma Negatif Masyarakat

Kesalahpahaman tentang feminisme ini bukan hanya merugikan feminis, tetapi juga masyarakat secara luas. Untuk menghapus stigma ini, kita perlu lebih banyak berdiskusi secara terbuka dan memahami apa itu feminisme yang sebenarnya.

Feminisme bukan tentang melawan, tapi soal menciptakan dunia yang adil bagi semua. Perempuan bisa bebas dari diskriminasi, dan laki-laki juga bisa lepas dari stereotype yang membatasi. Mari berhenti melihat feminisme sebagai musuh, dan mulai melihatnya sebagai jalan untuk kehidupan yang lebih setara.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun