Mohon tunggu...
Salsabiela BerlianaRamadhani
Salsabiela BerlianaRamadhani Mohon Tunggu... Guru - guru

saya dalah seorang pendidik, kesibukan saya sehari hari mendidik anak bangsa dari mulai pagi sampai malam. saya suka dengan air dan saya suka ketenangan, kesunyian. tapi saya tidak suka sendiri. hobi ku menghayal tapi orang lain mengira aku melamun dengan tatapan kosong. aku tidak suka keributan aku selalu mengalah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Penanaman Interaksi Sosial pada Anak Down Sindrom melalui Cooperatif Learning

6 November 2023   01:17 Diperbarui: 6 November 2023   01:39 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sindrom Down adalah kelainan genetik yang mengakibatkan keterbelakangan perkembangan fisik dan mental pada individu. Salah satu aspek perkembangan yang sering kali terhambat adalah kemampuan sosial anak-anak dengan Sindrom Down. Oleh karena itu, pola penanganan anak down syndrome agar dapat memiliki tumbuh kembang yang optimal adalah dengan pola intervensi dini (Potads, 2019).

Anak penyandang down syndrome kerap dikucilkan di lingkungan bermainnya. Keterlambatan perkembangan yang dimilikinya membuat teman sebayanya 'enggan' untuk bermain dengannya. Mereka juga kerap mendapatkan perilaku diskriminasi karena perbedaan kemampuan yang dimilikinya. Tindakan pengecualian yang dilakukan oleh lingkungan sosial terhadap penyandang down syndrome dapat dikatakan sebagai suatu bentuk diskriminasi. Perilaku diskriminasi dalam hal ini merupakan salah satu bentuk tindakan yang melanggar Hak Asasi Manusia UU No 39 Tahun 1999 tentang HAM, anak penyandang down syndrome berhak diperlakukan sama seperti anak-anak lain yang tidak menyandang down syndrome.

Interaksi sosial yang baik sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, dan merupakan kunci untuk integrasi anak-anak dengan Sindrom Down dalam masyarakat. Menurut  Gilininteraksi, sosial dijelaskan sebagai hubungan sosial yang dinamis antara individu dengan individu lain atau dengan kelompok atau hubungan antar kelompok. Hubungan ini tercipta karena pada dasarnya manusia tidak bisa hidup tanpa orang lain. Macionis berpendapat interaksi sosial adalah hubungan aksi dan reaksi  seseorang  dalam  hubungannya  dengan  individu  atau  kelompok  lain.  Sedangkan  menurut Broom dan Selznicbahwa interaksi sosial merupakan proses yang dilandasi oleh kesadaran adanya orang lain dan seseorang tersebut memerlukan respon terhadap tindakan orang lain Zulifatul Ghoniyah dan Siti Ina Savira(2015). Kimbal  Yaoung  dan  Raymond  W.  Mack,  menyatakan  bahwa  interaksi  sosial  adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karena itu tanpa interaksi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama" Soerjono Soekanto (2012).

Masalah interaksi sosial pada anak down syndrome di dunia Pendidikan untuk mengatasinya  harus menggunakan model pembelajaran yang tepat agar dengan mudah mencapai tujuan pembelajarannya. Model yang efektif untuk meningkatkan interaksi sosial pada anak-anak dengan Sindrom Down yaitu model pembelajaraan cooperative learning. Cooperative Learning adalah metode yang dapat digunakan untuk membantu meningkatkan interaksi sosial pada anak-anak dengan Sindrom Down. "Cooperative learning (pembelajaran kooperatif) merupakan strategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil di mana siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan belajar" Bern dan Erickson (2001:5).

Model pembelajaran ini dirancang untuk membelajarkan siswa agar memiliki kecakapan akademik (academic skill), keterampilan social (social skill) termasuk interpersonal skill. Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Di dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik dan antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran yang dilakukan menggunakan pendekatan, 3 strategi, model dan metode yang mengacu pada karakteristik interaktif dan inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif. Kontekstual dan kolaboratif  memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian peserta didik, dan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan. Perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Strategi untuk Mengimplementasikan Cooperative Learning pada Anak dengan Sindrom Down

  • Bentuk Kelompok yang Seimbang: Pastikan bahwa setiap kelompok memiliki campuran anak-anak dengan Sindrom Down dan anak-anak tanpa gangguan perkembangan. Ini memungkinkan anak-anak dengan Sindrom Down untuk belajar dari teman sebaya mereka dan merasa diterima dalam kelompok.
    • Sediakan Dukungan Tambahan : Anak-anak dengan Sindrom Down mungkin memerlukan dukungan ekstra, seperti bimbingan guru atau asisten khusus, untuk membantu mereka berpartisipasi secara efektif dalam kelompok.
      • Gunakan Tugas yang Terstruktur : Pastikan tugas yang diberikan pada kelompok mudah dipahami dan memiliki langkah-langkah yang jelas. Ini akan membantu anak-anak dengan Sindrom Down untuk lebih fokus dan berkontribusi.
      • Evaluasi Secara Teratur :  Monitor kemajuan anak-anak dengan Sindrom Down dalam kelompok dan berikan umpan balik positif. Ini akan membantu mereka untuk memotivasi diri dan meningkatkan keterampilan mereka.

Berdasarkan argumentasi diatas, Cooperative Learning adalah metode yang efektif untuk meningkatkan interaksi sosial pada anak-anak dengan Sindrom Down. Usaha mendukung mereka dalam mengembangkan keterampilan sosial, komunikasi, dan kepercayaan diri, kita dapat membantu mereka menjadi anggota yang lebih aktif dan berarti dalam masyarakat. Implementasi metode ini, perlu adanya kerjasama antara guru, orang tua, dan profesional kesehatan yang bersama-sama memberikan dukungan yang diperlukan untuk perkembangan sosial anak-anak dengan Sindrom Down.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun