Mohon tunggu...
Salsa Bella Rahma Alya
Salsa Bella Rahma Alya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN K.H.Abdurrahman Wahid Pekalongan

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengangguran dan inflasi: Persepektif Ekonomi Makro islam

15 Desember 2024   11:50 Diperbarui: 15 Desember 2024   11:51 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pengangguran dan inflasi adalah dua permasalahan utama yang sering dihadapi oleh perekonomian suatu negara. Kedua masalah ini dapat saling terkait, mempengaruhi daya beli masyarakat, dan mengganggu stabilitas perekonomian. Pengangguran yang tinggi menyebabkan banyak individu tidak memiliki sumber penghasilan yang tetap, sementara inflasi yang tinggi mengurangi daya beli masyarakat. Artikel ini bertujuan untuk membahas hubungan antara pengangguran dan inflasi,serta memberikan perspektif dari ekonomi makro Islam dalam menangani kedua masalah tersebut. Kami juga akan mencoba untuk mengkombinasikan pendekatan ekonomi konvensional dan Islam dalam mengatasi pengangguran dan inflasi yang ada.

Pengertian Pengangguran dan Inflasi

Pengangguran adalah kondisi di mana individu yang aktif mencari pekerjaan tidak dapat menemukan pekerjaan yang sesuai. Menurut teori ekonomi, ada tiga jenis pengangguran, yaitu pengangguran friksional, struktural, dan siklis (Rizal & Mukaromah, 2021). Pengangguran friksional terjadi ketika pekerja berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, sedangkan pengangguran struktural disebabkan oleh perubahan dalam struktur perekonomian yang mengakibatkan beberapa sektor kehilangan daya saing. Pengangguran siklis, di sisi lain, terjadi akibat fluktuasi ekonomi, yang seringkali terkait dengan resesi.

Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dalam suatu perekonomian selama periode waktu tertentu. Inflasi yang terlalu tinggi akan menyebabkan penurunan daya beli masyarakat, serta menciptakan ketidakpastian dalam perekonomian. Inflasi yang rendah dapat mengindikasikan perekonomian yang stagnan, dengan sedikitnya permintaan barang dan jasa.

Hubungan Antara Pengangguran dan Inflasi

Pengangguran dan inflasi sering kali dianggap memiliki hubungan yang terbalik dalam teori ekonomi. Konsep ini dikenal dengan istilah "trade-off" yang digambarkan dalam kurva Phillips. Kurva Phillips menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, ada hubungan terbalik antara pengangguran dan inflasi. Ketika tingkat pengangguran rendah, biasanya inflasi cenderung naik karena permintaan terhadap barang dan jasa yang tinggi akan mendorong kenaikan harga.Sebaliknya, ketika pengangguran tinggi, inflasi cenderung menurun karena permintaan terhadap barang dan jasa yang rendah mengurangi tekanan pada harga.

Namun, hubungan ini tidak selalu berlaku dalam jangka panjang. Dalam kondisi perekonomian yang lebih kompleks, pengangguran dan inflasi dapat saling mempengaruhi secara lebih rumit. Misalnya, inflasi yang tinggi dapat menyebabkan kenaikan biaya hidup, yang pada gilirannya dapat menyebabkan pengurangan daya beli dan meningkatnya pengangguran. Sebaliknya, jika tingkat pengangguran tinggi dan pertumbuhan ekonomi rendah, maka inflasi dapat tetap rendah atau bahkan mengalami deflasi.

Perspektif Ekonomi Konvensional

Dalam ekonomi konvensional, hubungan antara pengangguran dan inflasi dianalisis menggunakan teori kurva Phillips, yang menunjukkan bahwa ada trade-off antara kedua variabel tersebut (Priatna 2020). Dalam jangka pendek, kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral (seperti penurunan suku bunga) dapat merangsang konsumsi dan investasi, yang pada gilirannya dapat mengurangi tingkat pengangguran. Namun, kebijakan ini juga berisiko menyebabkan inflasi yang lebih tinggi jika permintaan barang dan jasa meningkat tajam.

Kebijakan fiskal juga digunakan untuk mengatasi masalah pengangguran dan inflasi. Pemerintah dapat meningkatkan belanja publik untuk merangsang permintaan agregat, menciptakan lapangan kerja baru, dan memperbaiki infrastruktur ekonomi. Namun, kebijakan ini juga dapat berisiko meningkatkan defisit anggaran dan menambah inflasi jika tidak diterapkan dengan hati-hati.

Meskipun ada upaya untuk menyeimbangkan pengangguran dan inflasi, dalam praktiknya, ekonomi konvensional sering kali menghadapi dilema ketika kedua masalah ini muncul bersamaan. Ketika inflasi tinggi dan pengangguran juga tinggi (stagflasi), ekonomi konvensional sering kali kesulitan untuk menemukan solusi yang efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun