Mohon tunggu...
Salsabela Aprilia Aryana
Salsabela Aprilia Aryana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Orang Miskin Dilarang Kuliah

5 Juli 2024   16:18 Diperbarui: 5 Juli 2024   16:49 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Salsabela Aprilia Aryana Putri

NIM : 23040830022

Mapel : Jurnalistik

Bab : Opini

Orang Miskin Dilarang Kuliah

 

Sudah sejak lama Kenaikan UKT (Uang Kuliah Tunggal) di universitas negeri merupakan topik yang sering kali menimbulkan pro dan kontra di kalangan mahasiswa, orang tua, dan masyarakat luas. Meskipun tujuannya adalah untuk mendukung keberlangsungan pendidikan tinggi, peningkatan ini sering kali menjadi beban tersendiri bagi mahasiswa, terutama mereka yang berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah.Hal ini menjadikan kendala masyarakat khususnya mahasiswa yang ingin mendaftarkan dirinya dan mulai bertanya-tanya apakah seseorang yang berekonomi menenggah kebawah bisa mengenyam pendidikan di perguruaan tinggi sedangkan malah dari pihak pendidikan menjabarkan bahwasanya kuliah merupakan pendiiikan tersier atau dengan kata lain pendidikan yang kurang  penting padahal kenyaataanya dalam dunia kerja banyak lapangan kerja yang menginginkan fresh graduate yang minimal telah menempuh pendidikan S1.

Jika dari sudut pandang positif, kenaikan UKT bisa dianggap sebagai langkah yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di indonesia. Dana tambahan tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki fasilitas kampus, memperbanyak koleksi perpustakaan, meningkatkan kualitas pengajaran melalui pelatihan dosen, serta menyediakan beasiswa bagi mahasiswa berprestasi namun kurang mampu secara finansial. Hal ini diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang lebih kompeten dan siap bersaing di dunia kerja yang akan menjadi bekal mahasiswa nantinya.

Namun, di sisi lain, kenaikan UKT dapat memberikan dampak negatif bagi mahasiswa dan keluarganya. Biaya kuliah yang semakin tinggi bisa membuat akses pendidikan tinggi semakin sulit bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu saja. Beban finansial yang bertambah juga dapat mengganggu konsentrasi belajar mahasiswa, sehingga berpotensi menurunkan kualitas akademik mereka. Selain itu, ada juga kekhawatiran bahwa kenaikan UKT bisa semakin  meningkatkan kesenjangan sosial, di mana hanya mereka yang mampu secara finansial yang dapat mengakses pendidikan tinggi yang berkualitas.Sempat terjadi di beberapa univeritas negeri mahasiswanya mendemo para petinggi univeritas dengan harapan dapat menurunkan UKT yang telah di patok sejak awal menjadi mahasiswa.

Oleh karena itu, sebaiknya dalam menghadapi kenaikan UKT di universitas negeri, diperlukan pendekatan yang bijak dan seimbang. Pemerintah dan universitas perlu memastikan bahwa peningkatan biaya kuliah tidak menjadi hambatan bagi akses pendidikan tinggi bagi semua lapisan masyarakat agar tidak terjadi hal yang serupa setiap tahun ajaran baru. Sistem beasiswa perlu diperluas dan ditingkatkan, dan pengelolaan dana dari UKT harus transparan agar mahasiswa dan masyarakat merasa adil dan terlibat dalam proses tersebut. Dengan demikian, kenaikan UKT dapat dijalankan secara lebih berkelanjutan, menjaga kualitas pendidikan tinggi, dan tetap mengakomodasi kebutuhan mahasiswa dari berbagai latar belakang ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun