Mohon tunggu...
Salsa DewiNabila
Salsa DewiNabila Mohon Tunggu... Freelancer - Muhammadiyah University Of Malang

Life in travel quotes

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cabut Larangan Ekspor Sawit, Jokowi Menurunkan Harga Minyak

21 Mei 2022   13:06 Diperbarui: 21 Mei 2022   13:17 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di bulan Maret 2022 sebelum dilakukan pelarangan ekspor. Indonesia hanya memiliki pasokan sebanyak 64,5 ribu ton. Akan tetapi, setelah menindaklanjuti pelarangan ekspor pada bulan April 2022, pasokan berhasil mencapai hingga 211 ribu ton per bulan. 

Menurut Jokowi, hal ini bahkan melebihi kebutuhan minyak per bulan untuk masyarakat Indonesia. Presiden Jokowidodo beralasan pencabutan larangan ekspor dilakukan karena kondisi pasokan dan harga minyak goreng saat ini belum stabil dan mempertimbangkan keadaan petani sawit yang saat ini sedang mengalami kerugian. 

Tetapi penting untuk diingat bahwa pembukaan kembali ekspor diambil ketika target pasar belum selesai dan tercapai sebab pemerintah sebenarnya ingin menyusul peningkatan stok dan penurunan harga minyak. Namun, apakah menjelang kebijakan ini ketersediaan minyak goreng di pasar dapat terpenuhi?

Dikutip dari sistem pemantauan fase dan kebutuhan pokok kementerian perdagangan tercatat rata-rata harga minyak goreng curah berkisar Rp 17.000 per liter pada 19 Mei 2022. Selain itu, harga minyak goreng  yang di kemas secara sederhana di bandrol dengan harga Rp 23.600 dan minyak goreng kemasan premium seharga Rp 26.000. 

Kemudian Jokowi juga memperbolehkan ekspor karena ada pertimbangan pada jumlah pekerja yang bekerja di perusahaan sawit. Terdapat 17 juta orang yang mencari makan melalui bidang ini termasuk petani dan pekerja lainnya. Bersamaan dengan hal tersebut, pedagang di pasar tradisional akan mengikuti peraturan baru pemerintah asalkan mereka tetap bisa mendapat keuntungan dari harga beli minyak.

Penurunan harga minyak membutuhkan waktu yang cukup lama karena produsen yang mempunyai stok melimpah mau tidak mau akan menurunkan harga. Oleh sebab itu, stok minyak yang ada harus segera dikeluarkan dari gudang sehingga stok minyak yang baru bisa masuk.

Sepatutnya, pemerintah melakukan investasi harga yang dapat dimulai misalnya dari harrga pupuk, harga minyak goreng  yang terjual di pasaran, dan harga CPO ekspor dan tidak lupa menghitung keuntungan dari seluruh elemen. 

Saat ini banyak sekali oknum yang sengaja menjual minyak goreng dengan harga yang relatif tinggi. Jadi meskipun ekspor telah dilarang harga tetap naik. Sebaiknya pemerintah memiliki keberanian untuk ikut andil dalam menetapkan harga minyak goreng yang benar. 

Pemerintah juga harus segera melaksanakan upaya-upaya lain seperti mencabut izin usaha pabrik atau produsen yang tidak sesuai dengan aturan dan sengaja menjual minyak goreng dengan harga tinggi, membabat habis oknum-oknum yang diberikan izin eekspor dengan cara yang curang.

Solusi bagi masyarakat Indonesia yang kesulitan untuk membeli minyak goreng karena finansial atau jankauan tempat adalah dengan cara menghemat penggunaan minyak goreng terutama dalam mengolah makanan yang dimasak dengan minyak goreng. Kemudian kita sebagai warga negara Indonesia juga harus mengingat food waste. 

Nah, hal ini menjadi tantangan untuk kita menghemat sekaligus menjaga lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun