" Hidup memang kejam den kalau kita lihatnya duniawi saja, coba kamu kejar akhirat pasti dunia akan mengikutimu, kadang kita juga tahu apa yang Allah rencanakan, rencana Allah lebih indah dari yang kamu kira den". Â Suara itu kembali datang tanpa di minta, ku tengok di sebelahku ada nenek yang kutemui kemarin di tempat makan tiba-tiba hadir di pemakaman nenekku, dia sekarang datang dengan memakai baju putih panjang. Aku takut saat melihatnya, dia seperti hantu yang datang tanpa di undang.
" Sebenarnya kamu siapa? Apa tujuan mu datang padaku?" Tanyaku dengan bibir gemetar, degup jantungku berdetak cepat.
" Jangan takut den, saya Sri adik kembar dari nenekmu".
Aku mencoba menampar diriku sendiri, apakah aku sedang melamun lagi. Tapi nenek itu menahanku, dia berkata bahwa benar dia adalah adik nenekku, tapi aku belum pernah tahu soal ini. Katanya mereka di pisahkan oleh buyutku karena dulu jika mereka berdekatan sering sakit-sakitan jadi dengan terpaksa nenek Sri di bawa oleh kakek buyutku. Sejak saat itu terputuslah komunikasi antara mereka karena sulitnya mengirim surat saat itu, ingin pulang tapi tidak ada dana yang mencukupi.
Aku belum sepenuhnya percaya pada omongan dari nenek Sri, mana mungkin ada cerita seperti itu. Itu hanya rekayasa pikirku.
Sampai dia mengeluarkan secarik kertas dari sakunya, dan memerintahku untuk membacanya di rumah saja. Dia berpamitan denganku, dia peluk erat tubuhku. Hangatnya masih sama seperti dekapan nenek, apa aku telah salah mengira dia penipu?.
Saat ku tanya alamat rumah nenek Sri, dia tidak menjawab. Dia hanya melihat ke arah kuburan nenek, aku tak mengerti apa yang telah di isyaratkan nenek Sri padaku.
"Dek... Bangun kenapa kamu tidur di atas kuburan?" Suara pria bernada lemah lembut menepuk pundakku berulang. Aku terbangun dari tidurku, kenapa aku bisa tertidur disini? Aku keheranan. Dia mengajakku pergi ke masjid dekat TPU ini.
Ikutlah aku kesana, kami melaksanakan ibadah sholat Maghrib berjamaah. Setelah selesai benar aku sholat dan berdoa. Aku teringat kejadian yang menimpaku beberapa hari yang lalu sampai tadi pagi, banyak kejadian aneh tak terduga, semuanya berkaitan dengan mendiang nenekku. Aku coba tanya pada salah satu orang disana yang menurutku dia bisa memberi arti dari semua ini.
" Mungkin ini pesan dari surga nak, ini pesan dari nenekmu. Dia hadir dalam wujud yang lain sesuai apa yang sedang kamu butuhkan, ini salah satu bentuk kasih sayang yang maha kuasa".
" Pesan dari surga?" Jawabku.
Ohiya aku baru ingat kertas yang ku simpan dalam saku belum aku baca, setelah kubuka kertasnya hanya ada 1 kata, ikhlas.
Satu kata itu membuat pundakku kembali tegak, aku lebih percaya diri atas semua yang terjadi pada hidupku ini adalah rencana dari yang maha Kuasa.
Aku mulai bangkit dari masa terpurukku, aku mulai menata kembali hidupku. Ku coba meromantisasi hidupku lagi, dengan selalu berfikir positif dan bahagia dengan hal-hal kecil yang aku miliki. Aku selalu bersyukur, selalu di kelilingi oleh orang baik. Sepertinya tangan nenek masih menggandengku, dia selalu menjagaku dari segala sisi. Nek, sampai jumpa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H