Setelah melewati berbagai vegetasi dan kondisi tanah, kami tiba di sebuah tanah lapang tempat sapi biasa berkumpul (shelter seeking behavior), terutama pada malam hari. Area ini dikelilingi oleh pohon-pohon Gebang. Meskipun berada di hutan, tidak jarang kami berpapasan dengan penduduk yang mengendarai motor menuju dan meninggalkan kawasan Merak.Â
Hal yang cukup menarik atensi saya adalah sisa-sisa pemanfaatan hasil hutan oleh warga. Tanaman yang masuk area konservasi dan tidak boleh dimanfaatkan justru ditebang dan dieksploitasi. Memang menjadi sebuah dilema ketika manusia hidup berdampingan dengan alam, mengenai kepentingan siapa yang harus diprioritaskan. Namun upaya untuk mengatasi masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan memang harus disadari dan diperjuangkan bersama agar tercipta lingkungan yang aman, nyaman, dan berkelanjutan.
Sungguh pengalaman yang menyenangkan, unik, sekaligus mengandung banyak pembelajaran.Â
Pada akhirnya, Dusun Karang Tekok worth to try bagi pembaca yang ingin melancong sekaligus merasakan suasana baru. Belajar ilmu alam dan sosial budaya sekaligus sangat menyenangkan. Serta, jangan lupa masyarakat setempat yang terbuka dan ramah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H