Pagi ini, saya bangun dengan sakit perut sisa semalam dan ucapan selamat pagi dari pembaca berita cantik yang mengumbar kabar dukacita. Disebutkan bahwa terjadi penyerangan terhadap kantor polisi di Sumatera Utara, tepatnya di Deli Serdang. Kalimat pertama saya adalah, "Ha? Bukannya biasanya polisi menyerang orang jahat duluan? Bahkan di film-film action pun jarang ada penyerangan langsung di markas polisi."
Suatu ironi yang mengajak berpikir tentang apakah masih status polisi adalah pembela orang lemah? Apakah kita masih punya pahlawan berseragam? Ataukah setelah kekecewaan demi kekecewaan masyarakat terhadap kemanusiaan anggota polisi, status tersebut berubah menjadi penjahat berkedok pahlawan? Mungkin jika Robin Hood hidup di masa sekarang, polisilah musuh bebuyutannya.
Dari peristiwa menyedihkan yang menghilangkan nyawa beberapa orang ini, terbesit pula sebuah pesan sedih yang mengatakan bahwa telah hilang satu rasa hormat dan segan kepada aparat yang tugasnya melindungi serta mentertibkan kehidupan bermasyarakat di negara ini.
Mungkin setelah peristiwa ini terjadi banyak perbincangan tentang betapa peristiwa ini disesalkan dan merugikan banyak pihak. Namun alangkah baiknya jika kita semua belajar menundukkan kepala sambil memeriksa hati kita masing-masing. Bukan tidak mungkin bahwa kita melemparkan bom tuduhan, makian serta ketidakpuasan terhadap kinerja aparat yang bertugas selama ini di dalam hati. Pertanyaan balasan kepada hati kita adalah, bukankah kita anggota masyarakat Indonesia yang merindukan adanya ketentraman kehidupan di negeri ini? Mengapa tidak mencoba untuk turun ke jalan dan membantu secara sederhana membuang sampah pada tempatnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H