Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi Iman: Mendoakan Kehidupan, Menghidupkan Doa

2 Februari 2025   04:59 Diperbarui: 2 Februari 2025   04:59 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

REFLEKSI IMAN: MENDOAKAN KEHIDUPAN, MENGHIDUPKAN DOA

*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Doa merupakan nafas iman yang menghubungkan manusia dengan Tuhan. Lebih dari sekadar rutinitas atau rangkaian kata yang diucapkan, doa adalah ungkapan hati yang mencerminkan iman, harapan, dan ketergantungan kepada Tuhan. Namun, sering kali doa hanya berhenti pada kata-kata tanpa dihidupi dalam tindakan nyata. Mendoakan kehidupan berarti menyerahkan segala aspek hidup kepada Tuhan, sementara menghidupi doa adalah mewujudkan nilai-nilai iman dalam sikap dan perbuatan sehari-hari. Refleksi ini mengajak kita untuk merenungkan, sejauh mana doa telah menjadi bagian dari hidup kita, apakah sekadar ucapan atau benar-benar menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan?

Input gambar: warungsatekamu.org
Input gambar: warungsatekamu.org
Mendoakan Kehidupan: Doa sebagai Nafas Iman

Doa bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi merupakan nafas iman yang menandai hubungan manusia dengan Tuhan. Dalam setiap hembusan doa, ada ungkapan syukur, harapan, serta keluh kesah yang mencerminkan betapa kecilnya manusia di hadapan Sang Pencipta. Mendoakan kehidupan berarti membawa setiap aspek hidup ke dalam hadirat Tuhan, menyerahkan segala rencana, pergumulan, dan impian dengan penuh kepercayaan. Seperti seorang anak yang berbicara kepada orang tuanya, doa adalah cara manusia mengekspresikan ketergantungan kepada Tuhan, bukan hanya dalam kesulitan tetapi juga dalam kebahagiaan.

Doa memberikan ketenangan, membangun harapan, serta menguatkan iman ketika menghadapi tantangan hidup. Sejarah mencatat banyak tokoh yang mengandalkan doa sebagai kekuatan utama mereka, seperti Nabi Daniel yang tetap berdoa meskipun diancam bahaya, atau Ibu Teresa yang menghidupi kasih dalam setiap doa dan pelayanannya kepada kaum miskin. Mendoakan kehidupan bukan berarti menghindari kenyataan, melainkan mengundang Tuhan untuk hadir di setiap langkah perjalanan hidup.

Dengan doa, kita tidak hanya meminta pertolongan, tetapi juga belajar berserah dan percaya bahwa Tuhan memiliki rencana terbaik. Doa yang tulus bukan sekadar permohonan, tetapi juga bentuk komunikasi yang mendalam dengan Tuhan, mengajarkan kita untuk tetap kuat, sabar, dan penuh kasih dalam menghadapi setiap peristiwa hidup. Oleh karena itu, mendoakan kehidupan seharusnya menjadi kebiasaan yang melekat, bukan hanya dalam momen-momen sulit, tetapi juga dalam keseharian sebagai wujud iman yang hidup.

Menghidupi Doa: Ketika Doa Menjadi Tindakan Nyata

Menghidupi doa berarti menjadikan doa bukan hanya sebagai kata-kata yang diucapkan, tetapi sebagai nilai yang diwujudkan dalam setiap tindakan nyata. Doa sejati tidak berhenti di bibir atau dalam hati, melainkan mengalir ke dalam cara seseorang berpikir, berbicara, dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Ketika seseorang berdoa memohon kedamaian, ia pun harus menjadi pembawa damai di lingkungannya. Saat seseorang berdoa meminta berkat, ia juga harus menjadi saluran berkat bagi sesamanya.

Menghidupi doa berarti mengaktualisasikan iman dalam tindakan kasih, kejujuran, pengampunan, dan kepedulian terhadap sesama. Banyak orang berdoa meminta keadilan, tetapi apakah mereka sendiri telah berlaku adil? Banyak pula yang berdoa agar hidupnya diberkati, tetapi apakah mereka telah berbagi kepada yang membutuhkan? Seperti yang diajarkan dalam kitab suci, iman tanpa perbuatan adalah mati (Yakobus 2:17), demikian pula doa tanpa tindakan nyata hanyalah sekadar rangkaian kata yang hampa. Menghidupi doa juga berarti tetap teguh dalam nilai-nilai kebaikan, bahkan ketika dunia di sekitar penuh dengan ketidakadilan dan kebencian.

 Hal ini menuntut keberanian untuk bertindak sesuai dengan apa yang didoakan, meskipun terkadang bertentangan dengan arus dunia. Orang-orang yang sungguh menghidupi doanya akan memancarkan cahaya kebaikan, menjadi pribadi yang tulus, rendah hati, dan penuh kasih dalam keseharian mereka. Ketika doa bukan lagi hanya permohonan, tetapi menjadi jalan hidup, maka iman seseorang benar-benar berakar kuat dalam tindakan nyata yang mencerminkan kehendak Tuhan. Dengan demikian, menghidupi doa bukanlah perkara mudah, tetapi merupakan panggilan bagi setiap orang beriman untuk terus berjalan dalam kasih, keadilan, dan kebaikan, menjadikan hidupnya sebagai kesaksian nyata dari doa-doa yang ia panjatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun