MENGENANG BAPAK YOSEP PANDIE,S.Pd: TINGGAL SEPENGGAL WAKTU PENGABDIANMU USAI, PLUIT SANG WASIT KEHIDUPAN MENIUPKAN KEHILANGANMU
*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao
Sebagai Kepala Dinas PKO, beliau berperan penting dalam menciptakan perubahan yang membawa dampak positif bagi kemajuan pendidikan di Rote Ndao. Namun, seperti halnya dalam sebuah pertandingan, tugas yang dijalani pun memiliki batas waktunya. Pluit akhir dari "wasit kehidupan" telah meniupkan kehilangan yang mendalam, mengingatkan kita bahwa setiap pengabdian pada akhirnya akan berakhir, tetapi jejak yang ditinggalkan akan tetap menginspirasi.
Terkait tugas dan dedikasi adalah dua aspek yang tak terpisahkan dalam pengabdian hidup seseorang, terutama bagi seorang pemimpin seperti Bapak Yosep Pandie, S.Pd. Filosofi tugas sering kali berhubungan dengan pemahaman bahwa setiap individu dihadapkan pada tanggung jawab yang lebih besar daripada sekadar kepentingan pribadi. Dalam dunia pendidikan, kepemudaan, dan olahraga, tugas bukan hanya sekadar amanah yang harus dijalankan, tetapi juga merupakan panggilan untuk berkontribusi pada masa depan pendidikan di bumi Nusa Lote.
Tidak hanya itu, pengabdiannya dalam memajukan kepemudaan dan olahraga juga merupakan bentuk dedikasi yang tidak mengenal waktu. Dalam setiap langkah tugas yang beliau jalani, ada pemahaman yang mendalam bahwa tugas tersebut bukanlah beban, melainkan sebuah kesempatan untuk memberikan dampak positif yang lebih luas. Filosofi dedikasi ini mengajarkan kita bahwa sejauh apapun perjalanan hidup, kontribusi yang tulus akan selalu meninggalkan jejak yang abadi, meskipun waktu yang diberikan untuk melaksanakan tugas tersebut terbatas.
Keberhasilan Bapak Yosep Pandie,S.Pd dalam mengemban tugasnya yang berkecimpung dalam pendidikan, menunjukkan bahwa pengabdian bukan hanya tentang hasil yang tercapai, tetapi tentang proses yang penuh pengorbanan, ketulusan, dan kecintaan terhadap masyarakat. Dengan berakhirnya tugas beliau, pluit akhir kehidupan pun meniupkan kesedihan, namun warisan yang ditinggalkan tetap hidup sebagai inspirasi bagi mereka yang nantinya akan meneruskan estafet perjuangannya.
Benar bahwa waktu adalah elemen yang tak dapat dihentikan atau diulang, ia terus mengalir seperti sungai yang tak terhentikan. Setiap detik yang berlalu adalah kesempatan yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Namun, waktu juga mengingatkan kita pada kenyataan yang tak dapat dihindari bahwa segala sesuatu ada masanya untuk berakhir. Ketika tugas yang telah dijalani dengan penuh dedikasi mencapai titik akhir, seperti dalam kehidupan Bapak Yosep Pandie,S.Pd, kita pun dihadapkan pada kemahakuasaan Sang Ilahi atas kehilangan yang tak terelakkan, tepatnya pada Minggu, 26 Januari 2025 di RSUD Prof. W.Z. Yohanes Kupang.
Kehilangan ini, meskipun membawa kesedihan bagi keluarga, pemerintah dan terkhususnya dunia pendidikan di kabupaten Rote Ndao, sesungguhnya adalah bagian dari siklus kehidupan yang lebih besar, yang mengajarkan kita untuk menghargai setiap momen dan kontribusi yang telah diberikan. Dalam setiap kehilangan sering kali dipandang sebagai kesempatan untuk refleksi, sebuah momen untuk merenung dan memahami lebih dalam tentang nilai hidup dan warisan yang ditinggalkan.