Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melukis Keheningan di Tepian Penantian Menuju Malam Kudus

24 Desember 2024   10:12 Diperbarui: 24 Desember 2024   10:12 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input gambar: blogspot.com

MELUKIS KEHENINGAN DI TEPIAN PENANTIAN MENUJU MALAM KUDUS

*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Empat Minggu Adven telah dijalani oleh umat Kristen dan saatnya mempersiapkan hati dan jiwa menyambut malam kudus. Menjelang malam kudus, suasana begitu terasa, keheningan menyelimuti, seakan waktu melambat untuk memberi ruang pada hati yang merenung. Malam kudus bukan sekadar perayaan, tetapi sebuah undangan untuk kembali pada inti kehidupan, meresapi makna kasih dan harapan yang ditawarkan oleh Sang Ilahi. Dalam penantian ini, keheningan menjadi teman setia, membawa kita pada refleksi mendalam tentang perjalanan hidup, hubungan dengan sesama, dan rasa syukur atas berkah yang diterima. Apa yang dapat kita temukan dalam momen sunyi ini? Barangkali, di sanalah tersembunyi rahasia kedamaian yang membawa terang pada jiwa menjelang malam penuh keajaiban.

Input gambar: youtube.com
Input gambar: youtube.com
Umat Kristen Dalam Keheningan Untuk Berefleksi

Umat Kristen memandang keheningan sebagai momen berharga untuk merefleksikan makna iman mereka, terutama menjelang perayaan malam kudus. Dalam keheningan, hati dan pikiran diarahkan kepada Sang Pencipta, membuka ruang untuk introspeksi mendalam tentang hubungan dengan Tuhan dan sesama. Keheningan tidak hanya berarti ketiadaan suara, tetapi juga sebuah kondisi batin yang tenang, di mana suara lembut Tuhan lebih mudah terdengar. Saat dunia dipenuhi hiruk-pikuk, keheningan menjadi oase spiritual, mengingatkan umat Kristen bahwa kehidupan sejati tidak ditemukan dalam kebisingan duniawi, melainkan dalam hubungan yang intim dengan Tuhan.

Keheningan ini sering kali diisi dengan doa, membaca Alkitab, atau hanya duduk merenung dalam kehadiran-Nya. Dalam momen ini, umat Kristen diajak untuk memeriksa hati dan mengakui dosa, mensyukuri berkat, dan meresapi panggilan untuk hidup lebih dekat dengan kehendak Tuhan. Refleksi dalam keheningan bukanlah tindakan pasif, melainkan sebuah langkah aktif untuk menyelaraskan diri dengan kasih dan rencana-Nya.

Dalam keheningan, mereka menemukan kekuatan baru, penghiburan bagi jiwa yang letih, dan arah yang jelas untuk melangkah maju dengan iman. Keheningan menjadi cerminan kasih Allah yang memanggil umat-Nya untuk beristirahat dalam hadirat-Nya, merasakan damai yang melampaui segala akal, dan mempersiapkan diri untuk menyambut terang yang datang di malam kudus.

Penantian yang Bermakna

Penantian sering kali dipandang sebagai momen yang penuh ketidakpastian, namun bagi umat Kristen, menanti malam kudus adalah sebuah penantian yang bermakna, sarat akan refleksi dan harapan. Penantian ini bukan sekadar menunggu waktu berlalu, melainkan kesempatan untuk mempersiapkan hati dan pikiran menyambut kelahiran Sang Juruselamat. Dalam setiap detik yang berlalu, terdapat makna mendalam yang mengajarkan kesabaran, ketabahan, dan pengharapan.

Waktu penantian diisi dengan berbagai kegiatan spiritual seperti doa, nyanyian pujian, hingga pelayanan kepada sesama, yang semuanya bertujuan untuk menghadirkan kasih Allah dalam tindakan nyata. Penantian ini juga mengajarkan umat Kristen untuk melihat melampaui apa yang tampak di depan mata, mengarahkan pandangan mereka kepada terang yang dijanjikan di malam kudus.

Dalam prosesnya, umat diajak untuk merenungkan bagaimana kehadiran Kristus memberikan makna baru dalam hidup mereka yang mengubah kekhawatiran menjadi damai, kegelapan menjadi terang, dan kelemahan menjadi kekuatan. Penantian yang bermakna bukan hanya tentang apa yang dinanti, tetapi juga tentang transformasi batin yang terjadi selama prosesnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun