SEMARAK MENYONGSONG NATAL DI JEMAAT GMIT MENGGELAMA: PADUAN TRADISI DAN IMAN DALAM SUKACITA PERAYAAN
*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao
Perayaan menyongsong Natal di Jemaat GMIT Menggelama memiliki makna yang sangat penting bagi kehidupan rohani dan sosial jemaat. Natal bukan hanya menjadi momen untuk merayakan kelahiran Yesus Kristus, tetapi juga sebagai waktu untuk memperkuat iman, kebersamaan, dan tradisi gereja. Di tengah kehidupan yang penuh tantangan, perayaan Natal menjadi kesempatan untuk menghidupkan kembali semangat kasih dan sukacita, mempererat hubungan antar jemaat, serta merayakan berkat Tuhan yang melimpah. Bagi Jemaat GMIT Menggelama.
Dalam semangat Tema Natal 2024, "Marilah Sekarang Kita Pergi Ke Betlehem," mengajak Jemaat GMIT Menggelama untuk merenungkan kembali makna kelahiran Kristus sebagai sumber sukacita dan keselamatan. Dalam perayaan menyongsong Natal, tema ini menjadi dorongan bagi setiap jemaat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, seperti para gembala yang dengan penuh iman menuju Betlehem. Melalui kebersamaan dalam tradisi dan kegiatan rohani, jemaat diajak untuk hidup dalam kasih, memperkuat iman, dan menjadikan Natal sebagai momen untuk mengalami hadirat Tuhan secara nyata.
Natal adalah momen yang penuh arti, yang tidak hanya diwarnai oleh kebaktian, tetapi juga oleh berbagai tradisi yang meneguhkan iman bersama. Oleh panitia Hari Raya Natal di Jemaat GMIT Menggelama telah merancang serangkaian kegiatan lomba. Kegiatan ini bertujuan untuk menyatukan jemaat dalam semangat kebersamaan dan sukacita menjelang Natal. Lomba-lomba yang diadakan tidak hanya sebagai ajang kompetisi, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan antar warga jemaat.
Tradisi perayaan Natal di GMIT Menggelama tahun 2024 menampilkan kegiatan yang penuh semangat dan kebersamaan, Perlombaan yang dilakasankan berupa lomba sambung lirik lagu kidung jemaat, Story Telling tentang Kelahiran Yesus. Lomba sambung lirik lagu ini melibatkan setiap rayon di Jemaat GMIT Menggelama, dengan partisipasi dari berbagai kategori, seperti bapak, ibu, pemuda, dan anak-anak. Sedangkan lomba Stori Telling dikhususkan bagi anak-anak PART saja.
Setiap kelompok ditantang untuk berpacu dalam menyambung lirik lagu-lagu Kidung Jemaat yang memiliki makna rohani dalam merayakan Natal. Kegiatan ini tidak hanya menguji pengetahuan dan kekompakan peserta, tetapi juga mempererat hubungan antar generasi dalam satu jemaat. Para bapak dan ibu, yang mungkin sudah lama tidak bernyanyi bersama di gereja, dapat merasakan kembali semangat kebersamaan yang penuh kasih, sementara pemuda dan anak-anak turut mengambil bagian dalam melestarikan tradisi gereja melalui lagu-lagu yang menjadi bagian penting dalam ibadah.
Lomba sambung lirik ini juga memberikan kesempatan bagi setiap rayon untuk menunjukkan kreativitas dan semangat Natal mereka, sekaligus menguatkan rasa kebersamaan di tengah keberagaman usia dan peran dalam jemaat. Dengan adanya lomba ini, perayaan Natal di GMIT Menggelama semakin hidup, menggambarkan paduan antara tradisi yang kaya dan semangat iman yang mendalam, serta menjadikan setiap momen Natal sebagai pengalaman yang tak terlupakan bagi semua lapisan jemaat.
Tradisi lainnya yang menjadi ciri khas perayaan Natal di Jemaat GMIT Menggelama adalah pemasangan pohon Natal di setiap lingkungan, yang dilakukan pada titik yang telah disepakati bersama oleh warga jemaat. Pohon Natal ini dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan bekas plastik, sebuah inisiatif yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memperlihatkan kreativitas jemaat dalam merayakan kelahiran Kristus. Dengan menggunakan bahan bekas, pohon Natal yang dihias menjadi simbol semangat kebersamaan dan pengelolaan sumber daya yang bijak.
Setiap lingkungan atau rayon berlomba menciptakan pohon Natal yang unik, yang dihiasi dengan berbagai ornamen dari bahan daur ulang, sehingga menciptakan suasana yang indah dan penuh makna. Tradisi ini juga mengajarkan nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan dan mempromosikan gaya hidup berkelanjutan, sambil tetap menjaga makna rohani Natal sebagai waktu untuk berbagi kasih dan harapan.
Selama dua hari, panitia Hari Raya bersama Pendeta dan para presbiter melakukan kunjungan ke semua titik pohon Natal yang terpasang di setiap lingkungan jemaat. Kegiatan ini dimulai pada sore hari dan berlangsung hingga malam, dimana suasana menjadi semakin hidup dengan gemerlap cahaya dari pohon-pohon Natal. Setiap pohon yang dihias dengan ornamen dari bahan bekas plastik memancarkan keindahan yang luar biasa, menciptakan atmosfer yang penuh sukacita.