Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membangun Budaya Etika di Ruang Publik untuk Menjaga Keharmonisan Sosial

14 Desember 2024   05:58 Diperbarui: 14 Desember 2024   05:58 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input gambar: hadikurniawanapt.blogspot.com

MEMBANGUN BUDAYA ETIKA DI RUANG PUBLIK UNTUK MENJAGA KEHARMONISAN SOSIAL

*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Memahami Ruang Publik

Ruang publik merupakan bagian penting dalam kehidupan sosial, tempat di mana individu dari berbagai latar belakang bertemu dan berinteraksi. Dalam konteks ini, etika memainkan peran yang sangat vital untuk menjaga keharmonisan dan ketertiban di tengah masyarakat. Etika, yang mencakup nilai-nilai moral dan aturan perilaku yang berlaku, bukan hanya mengatur interaksi pribadi tetapi juga membentuk budaya yang mendasari hubungan sosial.

Di era modern, dengan semakin terbukanya ruang publik melalui teknologi dan media sosial, penting untuk membangun budaya etika yang kuat agar setiap individu dapat berperilaku dengan menghormati hak dan perasaan orang lain. Dengan demikian, menjaga etika di ruang publik bukan hanya untuk menciptakan suasana yang lebih damai, tetapi juga untuk memastikan terciptanya masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis.

Belajar dari masalah yang melibatkan Gus Miftah dan Sunhaji yang viral menjadi contoh penting tentang pentingnya menjaga etika dalam ruang publik, terutama di dunia maya. Kedua figur publik ini terlibat dalam kontroversi yang mencuat akibat perilaku yang dianggap kurang menghormati norma sosial dan etika. Hal ini mengingatkan kita bahwa meskipun memiliki pengaruh besar, setiap tindakan dan ucapan di ruang publik harus tetap memperhatikan nilai-nilai kesopanan dan saling menghargai.

Kasus ini menunjukkan bahwa ketidakhati-hatian dalam berbicara atau bertindak dapat berdampak besar pada reputasi dan hubungan sosial, serta menimbulkan perpecahan. Kita bisa belajar untuk lebih bijaksana dan bertanggung jawab dalam setiap interaksi publik, baik di dunia nyata maupun dunia maya.

Input gambar: digitalbisa.id
Input gambar: digitalbisa.id
Peran Etika dalam Keharmonisan Sosial

Etika memiliki peran yang sangat fundamental dalam menciptakan keharmonisan sosial, karena etika berfungsi sebagai panduan perilaku yang mengatur cara individu berinteraksi dengan sesama dalam masyarakat. Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, etika mendorong individu untuk bertindak dengan mempertimbangkan kepentingan orang lain, menghormati hak asasi, serta mengedepankan sikap saling pengertian dan toleransi. Ketika setiap individu memahami dan menerapkan nilai-nilai etika yang berlaku, maka akan tercipta suasana yang penuh dengan rasa hormat, kepercayaan, dan kerja sama. Sebaliknya, ketika etika diabaikan, maka ketegangan sosial dan konflik berpotensi muncul, karena individu atau kelompok mungkin merasa tidak dihargai, disalahpahami, atau bahkan dirugikan. Etika juga membentuk norma-norma yang mengarahkan kita untuk bertindak secara adil dan bijaksana, baik dalam interaksi pribadi maupun dalam tindakan kolektif. Dalam ruang publik, penerapan etika akan meminimalisir tindakan yang merugikan atau merendahkan orang lain, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan kondusif. Keharmonisan sosial yang tercipta melalui perilaku etis akan mendukung tercapainya kesejahteraan bersama, di mana setiap orang merasa dihargai dan mampu hidup berdampingan dengan damai, meskipun memiliki perbedaan pandangan atau latar belakang. Oleh karena itu, peran etika sangat krusial dalam membangun dan mempertahankan keharmonisan sosial yang berkelanjutan dalam masyarakat.

Input gambar: hadikurniawanapt.blogspot.com
Input gambar: hadikurniawanapt.blogspot.com
Tantangan dalam Membangun Budaya Etika di Ruang Publik

Membangun budaya etika di ruang publik menghadapi berbagai tantangan yang kompleks, terutama di tengah dinamika sosial dan kemajuan teknologi yang begitu cepat. Pertama, kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku etis dalam interaksi sehari-hari. Dalam banyak kasus, individu cenderung lebih fokus pada kepentingan pribadi atau kelompoknya tanpa mempertimbangkan dampak dari tindakannya terhadap orang lain, terutama di ruang publik yang sifatnya lebih terbuka dan bebas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun