Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Pemindahan Ibu Kota Negara: Suara Demokrasi atau Suara Kekuasaan?

6 Oktober 2024   04:19 Diperbarui: 6 Oktober 2024   04:23 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PEMINDAHAN IBU KOTA NEGARA: SUARA DEMOKRASI ATAU SUARA KEKUASAAN?

*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur telah menjadi salah satu agenda strategis pemerintah Indonesia yang paling kontroversial. Pemindahan ini didorong oleh berbagai alasan, mulai dari upaya mengurangi beban Jakarta yang semakin padat dan rentan terhadap banjir, hingga kebutuhan untuk menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar Pulau Jawa. Pemerintah mengklaim bahwa langkah ini akan membantu mewujudkan pemerataan pembangunan, memperbaiki kualitas hidup masyarakat, serta memperkuat pertahanan nasional.

Namun, keputusan ini juga menimbulkan berbagai pertanyaan, terutama terkait proses pengambilan keputusannya. Banyak pihak mempertanyakan apakah rencana ini benar-benar mencerminkan aspirasi rakyat atau lebih merupakan cerminan dari kepentingan politik dan kekuasaan elit tertentu. Dalam konteks inilah penting untuk mengkaji lebih dalam apakah pemindahan IKN ini lahir dari suara demokrasi atau justru didorong oleh agenda kekuasaan.

Pemerintah mengungkapkan beberapa alasan utama di balik rencana pemindahan IKN dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Pertama, pemindahan ini dianggap penting untuk pemerataan pembangunan, karena selama ini perkembangan ekonomi dan infrastruktur terlalu terpusat di Pulau Jawa. Kedua, pemindahan diharapkan dapat mengurangi kemacetan parah dan masalah kepadatan penduduk yang terus meningkat di Jakarta. Ketiga, aspek kelestarian lingkungan juga menjadi pertimbangan, dengan tujuan menciptakan ibu kota baru yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Pertanyaan utama yang muncul dari pemindahan IKN adalah apakah keputusan ini benar-benar mencerminkan kehendak rakyat atau lebih didorong oleh kepentingan kekuasaan tertentu. Dalam sistem demokrasi, keputusan besar seperti ini idealnya diambil melalui partisipasi aktif masyarakat, dengan mempertimbangkan suara dan aspirasi mereka.

Dalam kasus pemindahan IKN, banyak pihak mempertanyakan seberapa jauh proses ini melibatkan rakyat secara langsung. Tidak adanya referendum atau konsultasi publik yang luas menimbulkan dugaan bahwa keputusan ini lebih mencerminkan agenda elit politik dan ekonomi. Hal ini memunculkan kekhawatiran bahwa proyek besar ini mungkin lebih menguntungkan segelintir pihak berkuasa, sementara rakyat, terutama di Jakarta dan Kalimantan Timur, mungkin tidak sepenuhnya dilibatkan dalam menentukan masa depan ibu kota negara sehingga memunculkan perdebatan.

Input sumber gambar: hariandewata.com
Input sumber gambar: hariandewata.com
Latar Belakang Pemindahan IKN

Pemindahan IKN dari Jakarta ke Kalimantan Timur bukanlah ide yang muncul secara tiba-tiba. Gagasan ini sebenarnya sudah lama diperbincangkan, bahkan sejak era Presiden Soekarno, yang sempat mengusulkan pemindahan ibu kota ke Palangkaraya. Namun, wacana tersebut tidak pernah benar-benar terealisasi hingga pemerintahan Presiden Joko Widodo yang secara serius memulai proyek ini pada tahun 2019.

Jakarta, sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi, telah lama menghadapi berbagai masalah serius seperti kemacetan lalu lintas, polusi udara, banjir, dan penurunan tanah yang berpotensi mengancam keberlanjutan kota di masa depan. Selain itu, Jakarta juga dianggap terlalu padat dan tidak lagi mampu menampung pertumbuhan penduduk dan kegiatan ekonomi yang semakin pesat. Pemerintah melihat pemindahan ibu kota sebagai solusi untuk meringankan beban Jakarta sekaligus membuka peluang baru bagi wilayah di luar Pulau Jawa, khususnya di Kalimantan Timur, untuk menjadi pusat pembangunan dan pertumbuhan ekonomi baru.

Keputusan ini juga sejalan dengan visi pemerataan pembangunan dan pengembangan Indonesia sebagai negara maritim dengan pusat pemerintahan yang lebih strategis. Meskipun demikian, pemindahan ini tetap menuai kontroversi dan menjadi bahan perdebatan di kalangan masyarakat dan para pengamat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun