PELATIHAN PENGUATAN IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BAGI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PTK) OLEH BALAI GURU PENGGERAK (BGP) NUSA TENGGARA TIMUR
*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao
Di era pendidikan yang terus berkembang, Kurikulum Merdeka muncul sebagai solusi inovatif untuk menjawab kebutuhan pembelajaran yang lebih dinamis dan berpusat pada siswa. Kurikulum ini dirancang agar peserta didik dapat belajar secara mandiri, kreatif, dan adaptif terhadap perubahan zaman, serta memberikan fleksibilitas bagi guru dalam menyusun metode pembelajaran yang relevan. Melalui penguatan Implementasi Kurikulum Merdeka di berbagai daerah, termasuk di Nusa Tenggara Timur (NTT), memberikan manfaat bagi keberlanjutan kurikulum.
Salah satu upaya penting untuk mengatasi tantangan ini adalah melalui pelatihan penguatan bagi para Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) yang diselenggarakan oleh Balai Guru Penggerak (BGP) NTT. Melalui pelatihan ini, diharapkan PTK mampu memahami secara mendalam konsep dan tujuan Kurikulum Merdeka, serta menerapkannya dengan optimal di sekolah-sekolah pada jenjang PAUD, SD, SMP, hingga SMA/sederajat.
Kegiatan yang direncanakan berlangsung sejak tanggal 29 September hingga 2 Oktober, telah dibuka langsung oleh Kepala BGP NTT. Pelatihan tersebut merupakan langkah strategis dalam mendukung transformasi pendidikan di daerah tersebut. Dengan karakteristik geografis dan tantangan pendidikan yang beragam, pelatihan ini penting untuk membekali PTK dengan pengetahuan, keterampilan, dan pendekatan yang diperlukan untuk menerapkan Kurikulum Merdeka secara efektif. Melalui pelatihan, PTK dapat memahami filosofi Kurikulum Merdeka, memperkuat kompetensi pedagogis, dan mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan lokal, sehingga kualitas pendidikan di NTT dapat meningkat dan sejalan dengan tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum Merdeka: Konsep dan Tujuan
Kurikulum Merdeka merupakan inovasi dalam sistem pendidikan Indonesia yang dirancang untuk memberikan fleksibilitas lebih besar kepada guru dan siswa. Berbeda dari kurikulum sebelumnya, Kurikulum Merdeka menekankan pada pembelajaran berbasis proyek, di mana siswa aktif mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kolaborasi. Konsep utama dari kurikulum ini adalah memberikan kebebasan kepada sekolah dan guru untuk menyesuaikan materi ajar dengan kebutuhan siswa, sehingga proses belajar lebih relevan dan kontekstual.
Kurikulum Merdeka bertujuan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih inklusif, menekankan pada pengembangan karakter serta kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. Kurikulum ini juga mendorong evaluasi yang lebih holistik, di mana keberhasilan siswa tidak hanya diukur dari hasil ujian semata, melainkan juga dari keterlibatan aktif dan kemajuan personal mereka. Melalui pendekatan ini, Kurikulum Merdeka bertujuan mempersiapkan generasi muda Indonesia agar lebih siap menghadapi tantangan global dengan kemampuan berpikir yang mandiri dan tangguh.
BGPÂ NTT sebagai lembaga yang bertugas untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi para pendidik, BGP NTT menyelenggarakan berbagai program pelatihan yang bertujuan membekali para PTKÂ dengan pengetahuan dan keterampilan praktis terkait penerapan Kurikulum Merdeka. Dalam pelatihan ini, guru-guru dilatih untuk mengadopsi metode pembelajaran yang lebih fleksibel, adaptif, dan berfokus pada pengembangan karakter.
BGP NTT juga memastikan bahwa PTK memahami cara menyusun modul ajar yang sesuai dengan konteks lokal dan kebutuhan siswa di daerah tersebut. Melalui bimbingan yang intensif dan berkelanjutan, BGP NTT membantu memperkuat kapasitas guru agar mereka dapat menghadirkan pembelajaran yang lebih kreatif, inovatif, dan relevan, sehingga implementasi Kurikulum Merdeka dapat berjalan efektif dan berkelanjutan di sekolah-sekolah di NTT.
Materi dan Metode Pelatihan serta Dampaknya