Materi dan metode pelatihan yang diterapkan dalam penguatan implementasi Kurikulum Merdeka oleh BGP NTT dirancang secara komprehensif untuk memastikan bahwa para PTK di NTT benar-benar memahami dan dapat mengaplikasikan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran. Pelatihan ini mencakup berbagai aspek penting, mulai dari penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, pengembangan modul ajar berbasis proyek, hingga teknik asesmen formatif yang menekankan pada pemantauan progres belajar siswa secara berkelanjutan. Salah satu topik utama yang diajarkan adalah bagaimana merancang pembelajaran yang memicu kreativitas dan kemandirian siswa melalui pendekatan-pendekatan yang kontekstual dan relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Guru juga diajari cara menggunakan teknologi digital untuk mendukung pembelajaran yang interaktif dan kolaboratif.
Metode pelatihan yang digunakan sangat bervariasi, termasuk lokakarya interaktif, simulasi pembelajaran, serta diskusi kelompok untuk memecahkan masalah nyata yang dihadapi di lapangan. Melalui metode ini, guru tidak hanya memperoleh teori, tetapi juga kesempatan untuk langsung mempraktikkan materi yang diajarkan, memastikan penerapannya sesuai dengan konteks lokal. Selain itu, pelatihan ini juga menekankan pentingnya refleksi dan evaluasi diri bagi guru dalam meningkatkan praktik pembelajaran di kelas.
Dampaknya terlihat signifikan dalam kualitas pengajaran di sekolah-sekolah yang telah mengikuti pelatihan. PTK menjadi lebih percaya diri dan kreatif dalam merancang pembelajaran yang berpusat pada siswa, serta lebih peka dalam memahami kebutuhan dan potensi anak didik mereka. Kurikulum Merdeka juga mendorong para guru untuk lebih adaptif terhadap perkembangan zaman, mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran, dan lebih tanggap terhadap perubahan kebutuhan pendidikan di era digital. Dalam jangka panjang, dampak pelatihan ini berkontribusi pada peningkatan mutu pendidikan di NTT.
Ke depan, sinergi yang terus berlanjut antara BGP, PTK, serta pemerintah daerah di NTT menjadi kunci dalam meningkatkan mutu pendidikan di wilayah ini. Diperlukan kolaborasi yang erat untuk memastikan bahwa pelatihan yang diberikan tidak hanya bersifat sementara, tetapi berkelanjutan dan terintegrasi dengan kebutuhan lokal. Dengan adanya kerja sama yang solid ini, diharapkan kualitas pendidikan di NTT akan semakin maju, memberikan dampak positif bagi generasi muda, serta menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan berdaya saing tinggi.
Pesan penting bagi para PTK setelah mengikuti kegiatan penguatan implementasi Kurikulum Merdeka adalah untuk segera merumuskan dan menjalankan rencana tindak lanjut yang konkret di daerahnya masing-masing melalui pengimbasan berkelanjutan. Langkah ini penting agar ilmu dan keterampilan yang didapatkan selama pelatihan dapat langsung diterapkan di daerahnya. PTK perlu melakukan adaptasi kurikulum dengan konteks lokal, memastikan bahwa pendekatan yang dipilih relevan dengan kebutuhan siswa dan kondisi sekolah. Dengan demikian, penerapan kurikulum ini dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan, serta menghasilkan dampak positif bagi kualitas pendidikan di wilayah mereka.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H