Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membangun Kualitas Interaksi melalui Pemahaman Pikiran, Kata, dan Perilaku

10 April 2024   10:46 Diperbarui: 10 April 2024   12:10 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

MEMBANGUN KUALITAS INTERAKSI MELALUI PEMAHAMAN PIKIRAN, KATA, DAN PERILAKU

*Oleh : Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Sebuah berita viral yang termuat di salah satu media TribunPekanbaru.com, terkait suatu tindakan kekerasan fisik yang dilakukan oleh seorang pria terhadap seorang perempuan di salah satu restoran cepat saji di Kendari, Sulawesi Selatan, pada tanggal 8 April 2024. Tindakan pelaku tidak hanya melakukan penganiayaan terhadap wanita, namun juga meludahi wajahnya. Terlepas dari sisi benar atau salahnya, tetapi tindakan perlakuan tak pantas yang dipertontonkan di depan umum, telah memperkuat asumsi bahwa tindakan kekerasan terhadap kaum perempuan masih terus terjadi. Dugaan sementara bahwa tindakan pemukulan terjadi karena adanya ketersinggungan terhadap lontaran kata-kata yang tidak etis oleh salah satu pihak. Sementara proses kasus ini sudah ditangani oleh pihak berwajib.

Menyikapi kondisi ini, muncul rasa keprihatinan mendalam penulis atas terjadinya tindakan tersebut. Hal ini memantik penulis untuk mengulas sebuah tulisan dalam konteks interaksi sosial dengan judul membangun kualitas interaksi melalui pemahaman pikiran, kata, dan perilaku. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan pandangan yang komprehensif tentang pentingnya menjaga kualitas interaksi melalui pemahaman pikiran, kata, dan perilaku.

Melalui pembahasan yang mendalam, kita akan memahami bagaimana kesadaran akan pikiran kita sendiri dapat membentuk respons terhadap orang lain dengan lebih bijak. Selain itu, kita akan menjelajahi kekuatan kata-kata dalam berkomunikasi, serta bagaimana kata-kata tersebut dapat mempengaruhi dinamika hubungan sosial kita. Lebih lanjut, tulisan ini akan mengupas perilaku yang membentuk citra diri kita dalam interaksi sosial, serta bagaimana perilaku tersebut mencerminkan pemahaman dan penghargaan kita terhadap orang lain.

Memahami Aspek Psikologi

Dr. Marshall Rosenberg, pendiri pendekatan komunikasi Nonviolent Communication (NVC), meyakini bahwa penggunaan kata-kata yang empatik dan perilaku yang membangun adalah inti dari komunikasi yang efektif, yang mampu mengatasi konflik dan meningkatkan kedekatan antarindividu. Menurutnya, Hal pentingnya perlu mengungkapkan diri secara jujur namun juga dengan penuh empati terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain. Dengan menggunakan kata-kata yang memperhatikan perasaan dan kebutuhan orang lain, kita dapat menciptakan ikatan yang lebih dalam dan memperkuat hubungan interpersonal. Konflik pun dapat diatasi dengan lebih baik karena komunikasi yang penuh empati mampu membangun kedekatan dan rasa saling pengertian antarindividu.

Selain itu, Dr. Daniel Goleman, psikolog dan penulis terkenal tentang kecerdasan emosional, menyatakan bahwa pemahaman yang mendalam tentang pikiran dan perasaan diri sendiri serta orang lain adalah kunci untuk mengembangkan keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam interaksi sehari-hari. Menurutnya bahwa pemahaman yang mendalam tentang pikiran dan perasaan, baik diri sendiri maupun orang lain, merupakan kunci dalam mengembangkan keterampilan sosial dalam berinteraksi. Dengan memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, seseorang dapat lebih peka terhadap sinyal emosional yang diberikan oleh orang lain dan meresponsnya dengan lebih tepat dan empatik.

Pemahaman yang mendalam tentang perasaan dan pikiran orang lain juga membantu dalam membangun hubungan yang lebih kuat dan mendalam, karena kita dapat berinteraksi dengan cara yang lebih sensitif dan mendukung. Dengan demikian, kedua pandangan ini menyoroti pentingnya empati, pemahaman, dan kepekaan emosional dalam memperbaiki kualitas interaksi dan hubungan sosial.

Menjaga Kualitas Interaksi Sosial

Interaksi merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Setiap harinya, kita berinteraksi dengan berbagai individu dalam berbagai konteks, mulai dari keluarga, teman, rekan kerja, hingga orang asing yang kita temui di sepanjang perjalanan hidup. Namun, seringkali kita lupa betapa pentingnya menjaga kualitas interaksi ini. Pemahaman yang mendalam tentang pikiran, kata, dan perilaku kita serta orang lain menjadi fondasi utama dalam membangun hubungan yang sehat dan bermakna.

Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi betapa krusialnya pemahaman ini dalam konteks interaksi sosial. Dengan memahami pikiran kita sendiri, kita dapat mengendalikan respons dan tindakan kita terhadap orang lain dengan lebih bijak. Begitu juga, kesadaran akan kekuatan kata-kata kita dapat membentuk dinamika hubungan kita dengan orang lain. Tak kalah pentingnya, perilaku yang kita tunjukkan dapat menjadi cerminan dari keseluruhan pemahaman dan penghargaan kita terhadap orang lain. Melalui pemahaman yang mendalam tentang pikiran, kata, dan perilaku, kita dapat membangun hubungan yang kuat, mempererat ikatan sosial, dan menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik untuk ditinggali bersama-sama.

Pertama, Kesadaran akan pikiran tidak hanya mengacu pada pemahaman tentang apa yang ada dalam benak kita, tetapi juga pada kemampuan untuk mengenali dan mengelola pemikiran negatif yang mungkin muncul dalam interaksi sosial. Dengan memahami pikiran kita sendiri, kita dapat lebih memahami alasan di balik respons dan tindakan kita terhadap orang lain.

Kedua, kemampuan untuk mengembangkan empati dan penerimaan terhadap pikiran orang lain menjadi kunci penting dalam membangun hubungan yang sehat. Dengan membuka diri untuk memahami perspektif dan pengalaman orang lain, kita dapat menghindari kesalahpahaman dan konflik yang tidak perlu.

Ketiga, Bahasa yang kita gunakan memiliki dampak yang besar dalam dinamika interaksi sosial. Etika berbicara dan mendengarkan menjadi kunci penting dalam memastikan bahwa kata-kata yang kita sampaikan mencerminkan penghargaan dan rasa hormat terhadap orang lain. Dalam berkomunikasi, penting untuk menghindari penggunaan bahasa yang menyinggung atau menyakiti perasaan orang lain. Selain itu, membangun kekuatan kata-kata positif juga dapat memengaruhi persepsi diri dan orang lain terhadap kita.

Keempat, Perilaku yang kita tunjukkan dalam interaksi sosial merupakan cerminan dari nilai-nilai yang kita anut dan penghargaan kita terhadap orang lain. Dengan memperhatikan dan menghargai ruang pribadi serta hak-hak individu lain, kita dapat menciptakan lingkungan interaksi yang aman dan nyaman bagi semua orang. Selain itu, sikap non-verbal yang ramah seperti kontak mata yang tepat, senyum, dan bahasa tubuh yang terbuka juga memainkan peran penting dalam membina hubungan yang positif.


Dinamika Interaksi Sosial

Pemahaman, kata, dan perilaku saling terkait dan saling memengaruhi dalam dinamika interaksi sosial. Integrasi ketiga elemen ini menjadi kunci untuk membentuk hubungan yang kokoh dan bermakna. Pemahaman yang mendalam tentang pikiran kita sendiri dan orang lain membantu kita merespons dengan bijak dan empatik dalam setiap situasi. Kesadaran akan kekuatan kata-kata memungkinkan kita untuk mengomunikasikan pemahaman dan perasaan kita dengan cara yang membangun, serta menjaga sensitivitas terhadap efek yang mungkin timbul dari kata-kata yang diucapkan.

Di sisi lain, perilaku yang tercermin dari pemahaman dan kata-kata yang baik membantu memperkuat hubungan kita dengan orang lain. Dengan mengintegrasikan pemahaman, kata, dan perilaku, kita dapat menciptakan lingkungan interaksi yang penuh dengan rasa saling pengertian, dukungan, dan kerjasama. Dalam proses ini, kita juga menjadi lebih terbuka terhadap pertumbuhan pribadi dan kesempatan untuk belajar dari pengalaman interaksi yang beragam.

Dalam berinteraksi, penting bagi kita untuk memahami dan menghargai peran penting pikiran, kata, dan perilaku. Pikiran yang saling menghargai memungkinkan kita untuk lebih sensitif terhadap perspektif orang lain, yang pada gilirannya membentuk landasan yang kuat untuk empati dan pengertian. Perilaku yang membentuk hubungan memungkinkan kita untuk memperkuat ikatan sosial melalui sikap yang ramah, pengertian, dan kerjasama.

Melalui integrasi pemahaman, kata, dan perilaku, kita dapat menciptakan lingkungan interaksi yang penuh dengan saling pengertian dan dukungan. Oleh karena itu, kesadaran akan pikiran, kata, dan perilaku kita, serta penghargaan terhadap pikiran, kata, dan perilaku orang lain, merupakan fondasi penting untuk membangun hubungan yang sehat dan bermakna dalam kehidupan sehari-hari.

Meskipun memahami pentingnya pikiran, kata, dan perilaku dalam interaksi sosial adalah langkah awal yang penting. Namun, penerapan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari sering kali menjadi tantangan tersendiri. Tantangan itu mungkin timbul dari kebiasaan lama yang sulit diubah atau dari lingkungan yang tidak mendukung. Dengan kesadaran yang terus-menerus dan kemauan untuk belajar, kita dapat menghadapi tantangan tersebut dan memanfaatkannya sebagai kesempatan untuk berkembang.

Setiap interaksi, baik yang sederhana maupun kompleks, memberikan peluang untuk menerapkan konsep-konsep tersebut secara praktis. Melalui refleksi dan latihan yang konsisten, kita dapat mengubah perilaku kita secara bertahap sehingga mencerminkan nilai-nilai pikiran yang saling menghargai, kata-kata yang membangun, dan perilaku yang memperkuat hubungan.

Pikiran yang saling menghargai dapat membuka pintu untuk empati dan pemahaman yang lebih dalam, sementara kata-kata yang dipilih dengan bijak dapat menciptakan ikatan yang kuat dan positif antarindividu. Dengan kesadaran akan pentingnya memahami dan menghargai pikiran, kata, dan perilaku, kita dapat mengubah dunia di sekitar kita menjadi tempat yang lebih ramah dan berempati, dalam ruang interaksi yang membangun kekuatan hubungan sosial. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun