TRAGEDI DEMONSTRASI ANARKIS PADA DEMOKRASI
PASCA PENGUMUMAN PILPRES 2024
*Oleh : Salmun Ndun,S.Pd. Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain -- Rote Ndao
Dalam kurun waktu sebulan terakhir sejak pelaksanaan Pemilu 2024 lalu, sejumlah pihak telah melakukan ragam demonstrasi di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Jalan Imam Bonjol, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Menjelang pengumuman hasil pilpres, tensi demonstrasi makin meningkat. Beragam spanduk berisi narasi-narasi yang dibentangkan dan begitu juga terdengar teriakan orasi berisi tuntutan agar Presiden Joko Widodo alias Jokowi dilengserkan dan Ketua KPU serta Bawaslu dipecat. Selain itu, terjadi aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta yang sempat diwarnai kericuhan antara massa demonstran dengan aparat keamanan.
Pemilu Pilpres 2024 menjadi momentum penting yang dinantikan oleh seluruh warga negara untuk menentukan arah politik dan masa depan negara. Namun, harapan akan proses demokratis yang adil dan transparan terkadang dihantui oleh ketidakpastian dan ketegangan politik. Pasca-pengumuman hasil Pilpres 2024, muncul gelombang demonstrasi anarkis yang mengguncang fondasi demokrasi. Ketegangan yang sudah ada di tengah masyarakat semakin memuncak, memicu aksi-aksi kekerasan dan kekacauan di jalanan.
Terlihat euforia Pilpres lebih menggema dibanding pemilu caleg. Di mulai saat periode kampanye, masyarakat telah terlibat dalam diskusi yang luas, mempertimbangkan berbagai isu dan visi yang diusung oleh para kandidat. Namun, ketika hasil Pilpres 2024 diumumkan, tidak semua pihak menerima hasil tersebut dengan damai.Â
Kontroversi seputar proses pemilihan dan hasil akhir menciptakan ketegangan yang mendalam di tengah masyarakat, memicu reaksi yang beragam dari berbagai kelompok dan pihak politik. Dalam konteks ini, penting untuk memahami konteks politik, sosial, dan ekonomi yang melatarbelakangi Pilpres 2024 serta bagaimana dinamika ini berkontribusi pada munculnya demonstrasi anarkis pasca-pengumuman hasil Pilpres.
Menjadi momen krusial yang dinanti-nantikan oleh seluruh warga Negara saat pengumuman hasil Pilpres 2024. Namun, ketika hasil resmi akhirnya diumumkan, suasana tidak sepenuhnya damai. Kebimbangan dan ketidakpuasan muncul di kalangan berbagai kelompok masyarakat, terutama yang terkait dengan klaim kecurangan pemilihan dan ketidaknetralan lembaga terkait.Â
Reaksi ini tidak hanya tercermin dalam unjuk rasa damai, tetapi juga dalam demonstrasi anarkis yang meresahkan. Pengumuman hasil Pilpres tidak hanya menandai akhir dari periode pemilihan, tetapi juga awal dari konflik politik yang rumit dan ketegangan sosial yang semakin memanas yang mengguncang demokrasi dan stabilitas negara.
Demonstrasi yang diwarnai oleh aksi-aksi kekerasan, pengrusakan pembakaran kendaraan, penjarahan, dan bahkan bentrokan dengan aparat keamanan. Kelompok-kelompok yang terlibat dalam demonstrasi ini beraneka warna, mulai dari pendukung kandidat yang kalah dalam Pilpres hingga kelompok-kelompok aktivis yang menuntut perubahan sistem politik. Kegelisahan dan ketidakpuasan yang terakumulasi selama proses pemilihan semakin termanifestasi dalam bentuk demonstrasi anarkis ini, menciptakan suasana ketidakstabilan yang meresahkan di tengah masyarakat.
Sejumlah faktor menjadi pendorong utama kekerasan dalam demonstrasi pasca-pengumuman hasil Pilpres 2024. Pertama, adanya ketidakpuasan yang meluas di kalangan sebagian masyarakat terhadap proses pemilihan yang mereka anggap tidak adil dan transparan.Â