Mohon tunggu...
Salmun Ndun
Salmun Ndun Mohon Tunggu... Guru - Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Membaca itu sehat dan menulis itu hebat. Membaca adalah membawa dunia masuk dalam pikiran dan menulis adalah mengantar pikiran kepada dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Potret Orang-orang yang Terkurung dalam Pikiran Sendiri

8 Maret 2024   15:48 Diperbarui: 8 Maret 2024   15:51 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

POTRET ORANG-ORANG YANG TERKURUNG DALAM PIKIRAN SENDIRI

(Analisis Pemahaman tentang Dinamika Mental Individu dalam Konteks Sosial)

*Oleh : Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

 

Ketika melakukan suatu perjalanan tugas menuju ibu kota provinsi, dalam perjalanan mengarungi lautan bergelombang, saya menyempatkan diri membaca sebuah buku terlaris Self-Theories berjudul Mindset (Mengubah Pola Berpikir untuk Perubahan Besar dalam Hidup Anda) karya tulisan Carol  S. Dweck.PH.D. Pada bagian kata pengantar yang diulas oleh Prof. Rhenald Kasali, memberi judulnya pengantar : Orang-Orang Pintar yang Terkurung Pikirannya Sendiri. Pada kata pengantar ulasan buku tersebut amat menggelitik dan menggugah saya untuk merenungkan bagaimana isolasi mental seseorang dapat memengaruhi interaksi sosial mereka dan menginspirasi diri untuk lebih memahami dinamika kompleks dalam pikiran manusia.

Sebagaimana dalam pandangan Dweck menemukan bahwa minset tumbuh itu kelak akan diraih oleh mereka yang berani menghadapi kesulitan dan tantangan-tantangan baru. Pemaknaan terhadap pandangan tersebut dapat menyiratkan pesan penting bahwa kita akan terus berhadapan dengan beragam regulasi yang membutuhkan penyesuaian diri untuk menghadapi. Tak dipungkiri, terkadang dalam aktifitas dunia kerja kita akan mendapati potret orang-orang yang terkurung oleh pikiran mereka sendiri, sehingga membuat mereka terisolasi dalam pergaulan sosial serta sulit beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan sosial.

Terhadap judul tulisan di atas, dapat memunculkan dua pertanyaan reflektif tentang bagaimana potret orang-orang yang terkurung oleh pikiran mereka sendiri dan bagaimana mengetahui lebih dalam tentang apa yang mungkin membuat seseorang terkurung dalam pikirannya sendiri?

Pandangan Negatif Keterkurungan Pikiran

Mengenal Prof. Rhenald Kasali sebagai seorang ahli dalam bidang psikologi sosial dan manajemen, memberikan pandangan yang menarik tentang fenomena orang-orang yang terkurung dalam pikirannya sendiri. Menurut beliau, individu yang terkurung oleh pikirannya sendiri cenderung mengalami kesulitan beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan interaksi sosial. Mereka sering kali terjebak dalam pola pikir yang kaku dan terpaku pada kebenaran yang mereka anut, sehingga sulit bagi mereka untuk menerima pandangan atau ide yang berbeda dari orang lain. Ia juga menyoroti dampak negatif dari keterkurungan pikiran ini terhadap kreativitas dan pertumbuhan individu. Mereka cenderung mengalami hambatan dalam mengembangkan ide-ide baru atau menciptakan solusi kreatif untuk mengatasi masalah, karena terlalu terfokus pada pemikiran internal mereka sendiri.

Pandangan beliau tersebut menggarisbawahi pentingnya kesadaran diri, keberagaman, dan interaksi sosial dalam membuka pintu untuk kreativitas dan pertumbuhan bagi individu yang terkurung dalam pikiran mereka sendiri. Dengan memperluas pandangan dan terlibat dalam lingkungan yang mendukung, individu tersebut dapat mengatasi keterbatasan mereka dan meraih potensi penuh dalam kehidupan mereka.

Dalam konteks pendidikan, kita sering kali menyaksikan bagaimana individu yang memiliki potensi beragam dan luar biasa dalam hal kecerdasan atau bakat tertentu sering kali mengalami kesulitan dalam mengembangkan diri secara menyeluruh. Hal ini seringkali disebabkan mereka sering mengurung diri dalam pikiran sendiri, di mana fokus terlalu mendalam pada kecerdasan intelektual berlebihan yang tidak diimbangi dengan kehidupan interaksi sosial sehingga mengakibatkan kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain. Keterkurungan pikiran ini dapat membatasi kemampuan individu untuk merespons perubahan lingkungan dan bereksplorasi secara lebih luas.

Terkurung dalam labirin pikiran sendiri merupakan kondisi psikologis yang kompleks dan sering kali tidak terlihat secara langsung, namun memiliki dampak yang signifikan terutama dalam konteks pendidikan. Individu yang mengalami kondisi ini sering terfokus secara berlebihan pada pemikiran internal mereka sendiri, lalu mengabaikan aspek lain dari pengalaman belajar dan kehidupan. Mereka mungkin terobsesi dengan pencapaian akademis atau pencapaian dalam bidang tertentu, tetapi kehilangan keseimbangan dalam aspek-aspek seperti interaksi sosial, pengembangan emosi, atau keterampilan interpersonal. Hal tersebut dapat menghambat kemampuan individu untuk menghadapi tantangan baru, beradaptasi dengan perubahan, atau bekerja sama dengan orang lain dalam situasi pembelajaran kolaboratif.

Dinamika Keterkurungan Pikiran

Penting bagi pendidik untuk memahami dinamika keterkurungan pikiran dalam konteks pendidikan dan mengembangkan strategi yang sesuai untuk bisa bertransformasi dengan keadaan tersebut. Potret perjalanan pribadi orang-orang yang terjerat dalam pikiran mereka sendiri sering kali dimulai dengan pengalaman awal yang diwarnai gejolak di dunia internal mereka. Individu ini mungkin merasa tertarik atau terpaku pada suatu bidang tertentu yang memicu keingintahuan mereka, namun tanpa disadari, obsesi tersebut mulai mengisolasi mereka dari realitas luar.

Pengalaman sosial yang kurang memuaskan atau perasaan ketidaknyamanan dalam interaksi dengan orang lain dapat memperkuat keterkurungan pikirannya. Seiring waktu, individu seperti ini mungkin mulai menyadari bahwa kehidupan mereka terasa terbatas dan kurang seimbang. Mereka merenung tentang kekosongan dalam hubungan sosial mereka atau kesulitan dalam mengatasi perubahan dan tantangan dalam lingkungan mereka. Proses pemahaman diri ini diharapkan dapat menjadi pemicu bagi pribadi mereka untuk mulai mencari jalan keluar dari labirin pikiran yang sempit. Perjalanan pribadi ini sering kali diwarnai oleh upaya-upaya untuk meraih keseimbangan dan menyelaraskan kembali prioritas hidup.

Perjalanan pribadi ini mungkin penuh dengan tantangan dan rintangan, namun juga dipenuhi dengan momen pencerahan dan pertumbuhan pribadi yang mendalam. Melalui refleksi yang jujur dan komitmen untuk mau membuka pintu-pintu perubahan. individu perlu mengubah pola pikirnya dan membuka diri terhadap peluang baru dalam kehidupan. Sehingga bisa menemukan kedamaian dalam keseimbangan dan membangun hubungan yang bermakna dengan dunia luar, menciptakan jalan menuju keberhasilan dan kebahagiaan yang sejati.

Proses Membangun Pemahaman dan Kesadaran

Proses pemahaman dan kesadaran adalah tahapan penting dalam perjalanan individu yang terjerat dalam pikiran mereka sendiri. Tahap ini sering dimulai dengan adanya momen refleksi yang mendalam, di mana individu mulai menyadari pola pikir dan perilaku yang mungkin telah menghambat pertumbuhan pribadinya. Ini bisa menjadi titik awal bagi mereka untuk mulai membangun keyakinan dan nilai-nilai yang mereka dianut, serta dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari.

Proses membangunnya membutuhkan suatu upaya nyata dalam diri. Pertama, menyadari bahwa kebahagiaan dan keberhasilan tidak hanya tergantung pada pencapaian akademis atau kecerdasan, tetapi juga pada keseimbangan dalam kehidupan sosial, emosional, dan spiritual. Kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan antara pemikiran internal dengan interaksi yang sehat dengan lingkungannya. 

Kedua, Adanya pengembangan keterampilan pemecahan masalah dan regulasi emosi yang kuat. Individu belajar untuk mengenali pola pikir yang merugikan dan mengubahnya menjadi pola pikir yang lebih positif dan membangun. Mereka juga mungkin belajar cara mengelola stres, kecemasan, atau tekanan yang timbul dari keterperangkapan pikiran mereka sendiri, sehingga dapat menghadapi tantangan dengan lebih tenang dan produktif. Ketiga, melibatkan dukungan dari lingkungan sosial dan profesional. Individu mungkin mencari bantuan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental untuk mendukung mereka dalam perjalanan ini.

Dengan demikian, proses pemahaman dan kesadaran merupakan langkah penting dalam perjalanan individu yang terjerat dalam pikiran mereka sendiri menuju pertumbuhan pribadi yang holistik dan kesejahteraan yang berkelanjutan. Ini adalah langkah awal yang penting untuk memulai perubahan positif dan membuka jalan menuju kehidupan yang lebih seimbang dan memuaskan.

Karakteristik Orang-Orang Terkurung Pikirannya

Orang-orang yang terkurung dalam pikiran mereka sendiri seringkali memiliki ciri-ciri yang khas dan dapat dikenali. Mereka cenderung terlalu terfokus pada diri mereka sendiri, dengan pandangan yang sempit tentang dunia di sekitar mereka. Mereka mungkin memiliki obsesi yang kuat terhadap kecerdasan atau bakat tertentu, seperti pencapaian akademis yang tinggi atau kemampuan khusus dalam bidang tertentu, dan mengabaikan aspek-aspek lain dari kehidupan mereka seperti hubungan sosial atau keseimbangan emosional. Selain itu, mereka cenderung perfeksionis, selalu mengejar kesempurnaan dalam segala hal, namun sulit menerima kesalahan atau kegagalan.

Selain itu, mereka mungkin memiliki kesulitan dalam berinteraksi sosial, merasa canggung atau tidak nyaman dalam situasi sosial, dan cenderung menghindari atau mengabaikan interaksi dengan orang lain. Ini semua menciptakan gambaran orang-orang yang terkurung dalam dunia pikiran mereka sendiri, yang sulit untuk keluar dari zona nyaman mereka dan merengkuh keberagaman dan kehidupan yang lebih luas.

Mengenali karakteristik yang ada maka diperlukan langkah awal yang dilakukan adalah mengembangkan kesadaran diri yang lebih dalam melalui refleksi. Refleksi yang jujur tentang pola pikir dan perilaku yang mungkin telah memperkuat keterkurungan pikiran, serta keinginan untuk berubah dan berkembang sebagai individu. Selanjutnya, melakukan langkah-langkah konkret untuk memperluas pandangan mereka dan terhubung lebih baik dengan dunia di sekitar mereka. Ini bisa melibatkan mencari pengalaman baru, mengeksplorasi minat dan bakat yang belum ditemukan, atau terlibat dalam kegiatan sosial dan komunitas yang dapat membuka pikiran dan hati mereka.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, individu dapat membangun jalan keluar yang kuat dari keterkurungan pikirannya sendiri. Mereka dapat menemukan keseimbangan yang lebih baik antara pikiran internal yang mendalam dan interaksi yang sehat dengan dunia luar, membuka pintu menuju pertumbuhan pribadi yang lebih besar, kesejahteraan yang lebih baik, dan kebahagiaan yang berkelanjutan.

Upaya Membebaskan Diri dari Keterkurungan Pikiran

Potret perjalanan orang-orang yang terkurung dalam pikirannya sendiri sesungguhnya menggambarkan sebuah perjalanan yang kompleks dan penuh tantangan. Perlu melihat hal yang memicu keterkurungan pikiran hingga proses pemahaman diri dan kesadaran yang mendalam, serta upaya mencari jalan keluar yang membebaskan individu tersebut Sebab.  keterkurungan pikiran ini seringkali membatasi kreativitas dan pertumbuhan individu, membatasi pandangan mereka terhadap dunia dan menghambat kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan orang lain.

Pesan bagi orang-orang yang terkurung dalam pikirannya sendiri adalah pentingnya untuk berani membuka pintu-pintu perubahan dalam konteks pendidikan. Keterkurungan pikiran dapat menghambat kemampuan individu untuk berkembang secara holistik dan mencapai potensi penuh mereka dalam pendidikan. 

Langkah-langkah pentingnya adalah memiliki kesadaran diri yang kuat akan keterbatasan dan tantangan yang dihadapi, membuka diri terhadap pengalaman baru, gagasan, dan pandangan orang lain, memperkuat keterampilan sosial dan emosional yang mendukung adaptasi dan keterlibatan yang sehat dalam lingkungan, kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas, berkolaborasi dengan orang lain, dan mengelola emosi dengan bijaksana

Dengan menerima pesan ini, orang-orang yang terkurung dalam pikirannya sendiri dapat meraih kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara luas. Mereka mampu membuka pintu-pintu perubahan dalam keberanian, kesadaran diri, dan dukungan lingkungan demi pertumbuhan pribadi, dan kesejahteraan yang lebih baik. 

Di tengah perjalanan menuju pertumbuhan dan kesejahteraan, ingatlah bahwa tidak ada batasan yang tidak bisa diatasi dengan keberanian, kesadaran diri, dan dukungan yang tepat. Jadilah pribadi yang berani membuka pintu-pintu perubahan, merangkul keberagaman, dan terlibat dalam pembelajaran yang kolaboratif. Dengan langkah-langkah tersebut, kita dapat meraih potensi penuh untuk menjalani kehidupan yang lebih memuaskan dan berdampak, serta bermakna. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun