Mohon tunggu...
Salmiwati Rumadan
Salmiwati Rumadan Mohon Tunggu... Ilmuwan - Ami

Tidak ada seorang yang jenius tanpa pemikiran yang gila (Aristoteles)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Coretan Tentang Cerita Tumbuh Dewasa

19 September 2024   01:46 Diperbarui: 19 September 2024   01:47 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

CORETAN TENTANG CERITA TUMBUH DEWASA 

Nyatanya kedewasaan mengubah sudut pandang dan kaca mata manusia melihat dunia, proses kehidupan yang dilalui anak manusia menciptakan banyaknya peristiwa yang bercampur baur. Hingga ia melupakan jati dirinya sendiri, melupakan identitasnya sediri dan bahkanya ia kehilangan dirinya yang telah lama dia bina bersama kesunyian dan keramaian. 

Saat dewasa manusia seperti  iblis dan malaikan, dua sisi yang diperoleh dari banyakan rentetan hidup yang mengubahnya . seseorang yang menerima cobaan dan ujian Tuhan namun mengambil pelajaran dan hikmah hidup memubuk dan menanamkan moralitas untuk berperilaku dan perperasan , namun manusia yang merasa cobaan hidup sebagai tragedy yang menyakitkan menjadikan hidup sebagai kekecawan dan mala petaka untuk tidak mentoleransi kesalahan orang lain , namun menjadikanya sebagai ancaman dan peryerangan.

                Manusia yang semula berperilaku seperti srigala harus terperangkap dalam tubuh ular yang mencerit karna penderitaan, padahal dirinya yang membentuk pribadi dan perilaku bertabiat ular. Semua orang tampak mengunakan topeng saat keramaian , tersenyum dikala suasana yang lucu atau wajah yang terlihat manis di depan musuh. Namun berbalik dan pulang dengan wajah masam dan marah, sebegitu bohongnya manusia hingga ia melupaan kesejatian dirinya. Tampaknya manusia tidak menampilkan kemurnian hati dan perasaan yang sesungguhnya, apakah karna kekecawaman dan pengalaman masa lalu menjadi sosok yang terlihat lemah harus berubah menjadi kasar bukan tegas, kuat dan tangguh.

                Semua saling membicarakan orang lain, tapi kadang mereka melupakan cermin mana yang harus digunakan untuk menangani seorang musuh dan sahabat. Seorang musuh kadang dibangakan dan diagungkan untuk menunjukan tidak sebegitu lemahnya mereka di hadapa musuh, tapi di depan sahabat mereka amat dengki dan buruk , untuk menunjukan sebegitu tidak berharganya seorang sahabat di hadapan mereka hingga satu hal yang kadang mereka lupa bahwa seorang musuh amat pandai untuk menyesuaikan diri seperti bunglon untuk memperlihatkan dengan siapa mereka di hadapkan sementara seorang sahabat adalah pantulan dari sikap dan tindakan kita saat mengisi kasih dan sayang .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun