Mohon tunggu...
Salmi Fadlilah
Salmi Fadlilah Mohon Tunggu... Jurnalis - Pelajar

Never Give Up

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menguak Pesan Moral di Film "Dua Garis Biru"

4 Februari 2020   10:31 Diperbarui: 4 Februari 2020   11:26 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Disebuah sekolah ternama di Jakarta terdapat sepasang kekasih yang bernama Bima dan Dara. Mereka duduk dikelas tiga SMA dan berada dikelas yang sama. Para guru, teman-teman, dan orang tuanya sudah mengetahui hubungan mereka dan menyetujuinya. Hingga pada akhirnya mereka menyia-nyiakan kepercayaan orang orang kepada mereka dengan melakukan perbuatan yang salah. Diusia mereka yang masih labil, mereka tidak berfikir panjang saat melakukan hal keji yang membuat Dara hamil.

Setelah kejadian itu, mereka harus mempertanggung jawabkan perbuatan mereka dihadapan keluarga masing-masing. Hubungan Dara dan Bima menjadi berbeda bahkan perlakuan teman-teman dan keluargapun ikut berubah. Tetapi, lambat laun baik Dara, Bima, maupun keluarga dapat menerima dan mempertanggungjawabkan hal itu.

Alur yang dibuat dalam film ini memberitahu tentang bahaya seks bebas diluar nikah. Tidak hanya itu, film ini menyampaikan edukasi kepada remaja tentang konsekuensi jika melanggar batasan pacaran. Namun, film yang ditayangkan tidak sepadan dengan pesan yang penulis buat. Kurangnya reaksi yang timbul dari keluarga, teman, guru, dan masyarakat setelah melakukan perbuatan yang dilakukan oleh pemeran utama. Hal ini, dikhawatirkan akan membuat para remaja beranggapan salah, bahwa melakukan hal seperti itu tidak akan berdampak terlalu buruk dan tidak mendapat hukum moral dari masyarakat.

Pemilihan tempat yang dipilih oleh sutradara sangat mendukung film ini seperti adanya kesenjangan ekonomi antara pemeran utama.

Dibalik itu semua film ini mengandung pesan-pesan moral diantaranya berani bertanggung jawab, mengakui kesalahan, dan mengajarkan kepada kita untuk berfikir panjang sebelum melakukan sesuatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun