Saya menonton film Histeria ini di awal dengan muka yang ketakutan, menonton histeria mulai dari menit pertama ketika seorang gadis perannya sebagai Sari itu tiba-tiba hilang saat mendaki gunung bersama kekasihnya Jaka. Mereka saling mencariDi sisi lain seorang pendaki gunung lain Zul, juga hilang dari rombongan. Zul bertemu dengan Sari lalu masuk ke dalam pasar setan seorang diri. Entah bagaimana ceritanya mereka semua bisa hilang padahal cuma ada satu hutan. Dipikiran saya kok gak ada serem-seremnya ya….?. ceritanya mereka semua hilang di hutan yang di juluki dengan pasar setan. Lanjut ke film kedua saya terheran kok begini ya filmnya. Karna film kedua beda judul lagi “wajang koelit film ini menawarkan unsur budaya Jawa yang dikenal dengan wayangnya, jugas unsur lokal. Seorang wisatawan dan jurnalis asing, Nicole, menyaksikan pertunjukkan ini atas arahan seorang lelaki yang berlaku sebagai tur guide. Usai pertunjukkan, Nicole memotret layar wayang kulit lalu menemukan sosok perempuan cantik yang selalu menghindar ketika didekati karna penasaran Nicole terus saja mengikuti dan memotret. Perempuan Jawa itu pun kabur namun tak sengaja menjatuhkan hiasan di sanggulnya. Nicole pun mengambil hiasan itu dan mimpi buruk pun dimulai. Nicole selalu dibayangan perempuan itu. Karna ulahnya di jadikan tumbal. Sampai akhirnya dia harus menerima nasib sial karena dijadikan ‘bahan’ sebagai boneka wayang. Lanjut ke film ketiga pemerannya disini adalah Luna Maya/Farah dia disini sebagai dosen di salah satu kampus ternama dia tidak percaya akan adanya hantu. Waktu Farah ‘memburu hantu’ dengan peralatan elektronik yang lebih mirip adaptor mainan dengan mahasiswannya mereka ingin mengambil gambar di gedung kosong farah menemukan kota musik. Bila kota musik itu sengaja di hidupkan maka akan muncul la sosok anak kecil yang ingin bermain berkata ‘main yuk, Kak’. Apalagi klo melihat hantu anak kecil itu saya ketawa geli melihatnya karna jalannya mundur sambil merangkak , di film ini saya gak ada merasa takut tapi penonton yang lain pada histeria menjerit-jerit heboh.
Film keempat ini berceritakan tentang yang saya tidak mengerti kok judul film horror ini palasik. Palasik adalah setan ‘dari’ Minangkabau. Konon supaya bisa hidup abadi dan kaya raya, dia harus mengeluarkan kepalanya dari tubuh lalu mencari sosok ibu-ibu hamil untuk memakan sang bayi hidup-hidup. Cerita ini hampir sama dengan film Thailand yang hantunya kerjaannya makan uri-uri bayi. Bedanya hanya itu, sedaangkan film palasik ini diperankan Poppy Sovia. Bapaknya ternyata udah kedua kalinya kawin. Ketiganya liburan di sebuah vila angker. Di sana, sang istri yang diperankan Imelda Therine, kerap diganggu sosok misterius, yang belakangan diketahui monster tanpa tubuh yang kemudian dikenal dengan palasik. Banyak sekali kejutan-kejutan di putaran film ke empat ini. Sampe buat saya deg-degan. Film terakhir, tentang ‘’Loket” yang berada di parkiran mobil kurang seram menurut saya. Latar belakang adanya hantu di loket itu rupnya dulu karna ada motif pencurian, dengan sengaja penjaga loket memukul kepala seorang ibu-ibu kaya. Penjaga loket ini tergiur melihat emas yang ibu itu. Film horror kali ini begitu beda degan perfilmman Indonesia yang sudah ditanyangkan sebelumnya. Karena film-film horor lain yang ditonjolkan hanyalah pakaian pemerannya yg seksi-seksi. Bukan kesereman yang di tonjolkan. memang benar sih klo film Indonesia tidak mengandung unsur seperti itu, menjual perfilmman alias tidak laku di pasaran. Tapi saya lebih suka film histeria ini cukup membuat semua pada deg-degan meskipun ceritanyanya ada juga yang gak nyambung endingnya tpi cukup slaut sma para produsernya bisa ya mereka membuat film dlm jangka durasi 14 menit, 24 menit, 20 menit, 21 menit dan 18 menit.
Sekian………
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI