Mohon tunggu...
salma azzahra
salma azzahra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

The True Life of Habibie

16 Maret 2016   13:18 Diperbarui: 16 Maret 2016   13:50 1047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pada kesempatan kali ini saya ingin me-resume sebuah buku yang berjudul “The True Life Of Habibie”. Buku ini meceritakan tentang biografi seorang B.J. Habibie, selain menceritakan biografinya buku ini juga menceritakan tentang cerita di balik kesuksesan seorang B.J. Habibie.

Alasan saya memilih buku ini adalah, karena saya mengagumi sosok B.J. Habibie dan beliau juga merupakan salah satu putra terbaik Indonesia yang telah mengharumkan Bangsa Indonesia dimata dunia. Terutama terkait dengan ilmu teknologi pesawat terbang.

Berawal dari kehidupan masa kecil B.J. Habibie di Parepare. B.J. Habibie adalah anak ke empat dari delapan bersaudara, ayahnya bernama Alwi Abdul Jalil Habibie dan ibunya R.A. Tuti Marini Duspowardojo. B.J. Habibie menjalankan masa kecilnya dengan biasa-biasa saja.

Sejak kecil B.J. Habibie merupakan anak yang periang dan memiliki sifat yang optimis. Beliau juga merasa sebagai anak yang tidak pernah menyusahkan orang lain, dan beliau juga berkata “I’m a sweet boy, not a problem maker child”.

Sejak kecil B.J. Habibie memamg memiliki watak yang sangat berbeda dengan saudara-saudara nya, ia anak yang senang mengerjakan sesuatu dan juga gemar membaca berbagai macam buku. Dan B.J. Habibie juga memiliki sifat yang lebih serius, ia akan bermain apabila sudah menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Sejak kecil ia juga sudah gemar membuat kapal terbang dengan menggunakan Blokken (micano).

Setelah selesai menjalankan tugasnya di Parepare, ayah B.J. Habibie dipromosikan untuk menjadi Kepala Pertanian Indonesia Timur pada tahun 1948. Tapi pada tanggal 3 September 1950 sebuah kejadian yang tidak terduga terjadi, ayah B.J. Habibie terkena serangan jantung secara mendadak.

Ayahnya sempat ditangani oleh Dokter Tek Irsan dan Overste Soharto, namun nyawa nya sudah tidak dapat tertolong lagi. Setelah kematian ayah nya ibu B.J. Habibie merasa sangat sedih dan ia juga memikirkan bagaimana nasib pendidikan anak-anakanya terutama B.J. Habibie. Setelah mempertimbangkan beberapa hal akhirnya R.A. Tuti Marini Habibie memutuskan untuk memindahkan B.J. Habibie ke Pulau Jawa.

B.J. Habibie beragkat menuju Jakarta menggunakan kapal laut. Setelah beberapa lama di Jakarta B.J. Habibie mulai merasa tidak betah dan ia minta untuk dipindahkan ke Bandung. Dari sekolah HBS B.J. Habibie pindah ke SMP 5 lalu pindah lagi ke SMAK di Dago. Di SMA prestasi B.J Habibie tampak sangat menonjol terutama pada pelajaran eksakta.

B.J. Habibie juga dikenal sangat ramah baik di dalam sekilah maupun diluar sekolah. Ia juga senang bersahabat dengan siapa saja, penuh kegembiraan dan sering berkeakar. Setelah pendidikannya di jenjang SMA telah usai B.J. Habibie ingi melanjutkan pendidikannya di ITB yang terletak di jalan Ganesha.

Pertama-tama B.J. Habibie harus mengikuti suatu masa yaitu “perpeloncoan”. Dalam masa tersebut B.J. HABibie harus hormat kepada para senior. Selama menjadi mahasiswa di ITB, B.J. Habibie memang banyak tertarik pada bidang pewaswat terbang. Beliau juga mempunyai model pesawat terbang yang ia buat sendiri dan selalu diperagakan. B.J. Habibie hanyak 6 bulan menjadi mahasiswa di ITB.

Pada suatu kesempatan makan malam, ibunya mengajak B.J. Habibie untuk berunding mengenai kelanjutan pendidikannya. Dalam perundingan tersebut ibunya berkata “kamu sudah saya dapatkan beasiswa untuk ke luar negeri”. Lalu pada suatu hari B.J. Habibie bertemu dengan temannya di ITB yang ingin pergi ke Jerman untuk melanjutkan pendidikan nya. B.J. Habibie pun menanyakan beberapa hal tentang bagaimana agar ia dapat memperoleh visa dan memperoleh izin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun