Mohon tunggu...
Salma Zakiyah
Salma Zakiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Kesejagatan kepada Perkembangan Bahasa Indonesia

18 Desember 2022   21:56 Diperbarui: 18 Desember 2022   21:58 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia termasuk ke dalam makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Karena hal itu, manusia menjadi makhluk yang tidak bisa lepas dari kegiatan berinteraksi terutama berkomunikasi. Aristoteles juga berpandangan bahwa manusia menjadi makhluk yang ditakdirkan untuk saling berinteraksi dan bermasyarakat dengan manusia lain. Proses berinteraksi yang dilakukan manusia memiliki berbagai macam. Salah satunya adalah berbahasa. Dalam berkomunikasi manusia tentunya menggunakan bahasa. Dengan demikian, bahasa menjadi materi yang sangat penting dalam proses berinteraksi.

Menurut pandangan ilmu bahasa (Linguistik), bahasa merupakan komposisi dari lambang bunyi yang sifatnya arbitrer. Biasanya bahasa digunakan oleh manusia untuk saling bekerja sama, berkomunikasi, dan mengenali diri dengan menggunakan tanda-tanda verbal dan nonverbal. Maka dari itu, melalui bahasa manusia dapat bertukar ide, pikiran bahkan perasaan kepada manusia lain. Jika tidak ada bahasa, manusia sudah dipastikan akan sangat sulit melakukan proses interaksi, bertukar ide, pikiran, perasaan, dan berkomunikasi satu sama lain. Oleh karena itu, bahasa menjadi materi yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan harus dijaga.

Ragam Bahasa yang Dapat Digunakan sebagai Alat Komunikasi

Dalam proses berinteraksi, bahasa berperan sebagai alat komunikasi manusia. Sebagai alat komunikasi, bahasa dapat digunakan untuk saling bertukar pandangan, pendapat, dan perasaan. Dalam hal ini, manusia dapat menggunakan berbagai macam jenis bahasa untuk melancarkan proses berinteraksi. Adapun jenis bahasa menurut Saussure dibagi menjadi tiga jenis, yaitu langage, langue, dan parole. Langage adalah bahasa pada umumnya, seperti bahasa manusia. Sedangkan langue adalah bahasa tertentu, seperti bahasa inggris, bahasa arab, bahasa jerman, dan lain sebagainya. Adapun parole adalah logat atau tutur bahasa.

Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki keberagaman bahasa. Hingga saat ini, pusat bahasa mencatat Indonesia memiliki 652 bahasa daerah yang sudah diverifikasi dan bahasa resmi yang digunakan Indonesia adalah Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia mulai diresmikan sebagai bahasa nasional pada tanggal 28 Oktober 1928 atau sejak lahirnya sumpah pemuda. Kini, bahasa Indonesia digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakatnya.

Seiring dengan berkembangnya zaman, terdapat bahasa-bahasa lain yang menjadi alat komunikasi untuk bertukar informasi, seperti bahasa gaul, atau bahasa huruf. Kemunculan bahasa baru ini menjadi bahasa yang lebih digemari oleh masyarakat. Masyarakat menggunakan bahasa gaul untuk berinteraksi satu sama lain. Sehingga, bahasa Indonesia sudah jarang digunakan sebagai alat komunikasi masyarakat untuk kehidupan sehari-hari. Bahasa gaul digunakan masyarakat diberbagai daerah, sehingga bahasa gaul tersebut memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dapat ditemukan di daerah lain.

Depok dan Jakarta Selatan menjadi salah satu kota yang masyarakatnya lebih senang untuk menggunakan bahasa gaul dalam kehidupan sehari-hari. Di Depok, bahasa gaul yang digunakan merupakan campuran dari bahasa sunda dan bahasa betawi. Hal tersebut menjadi ciri khas bahasa yang ada di kota Depok. Selain itu, ciri khas yang sangat terlihat dalam bahasa gaul tersebut adalah logat yang digunakan masyarakatnya. Contohnya seperti "Kamu sedang dimana? mengapa lama sekali datangnya?" dalam kalimat tersebut, jika menggunakan bahasa gaul khas Depok kalimat, dapat berubah menjadi "Lo lagi dimana? Kok lama beut dah?." Selain bahasa campuran sunda dan betawi, terdapat juga bahasa huruf. Bahasa huruf adalah bahasa yang pada setiap huruf vokal akan ditambahkan huruf-huruf lain. Sebagai contoh bahasa huruf G, bahasa ini dapat digunakan dengan cara menambahkan huruf G di setiap huruf vokal. Contohnya pada kata "tikus", dalam bahasa G kata "tikus" dapat berubah menjadi "tigikugus". Dalam perubahan kata tersebut, kata "tikus" dapat berubah karena pertambahan huruf G di tengah-tengah huruf vokal seperti ti[gi]ku[gu]s.

Selain Depok, kota Jakarta Selatan menjadi salah satu kota yang masyarakatnya juga menggunakan bahasa gaul untuk berinteraksi . Jakarta Selatan merupakan kota yang jaraknya tidak jauh dari Depok. Akan tetapi, bahasa yang digunakan oleh masyarakatnya sangat berbeda dengan warga Depok. Warga Depok memiliki ciri bahasa yakni bahasa sunda yang dicampurkan dengan Betawi, sedangkan warga Jakarta Selatan memiliki ciri bahasa yang terdiri dari bahasa Indonesia dicampurkan dengan bahasa asing. Bahasa yang digunakan warga Jakarta Selatan biasanya disebut dengan bahasa Jaksel. Contoh dari bahasa Jaksel seperti, "Saat sudah makan, saya akan menjadi sangat kenyang," kalimat tersebut jika digunakan dalam bahasa Jaksel akan berubah menjadi, "Which is habis makan literally jadi kenyang banget." Dari kedua daerah tersebut dapat dilihat perbedaan dalam penggunaan bahasanya. Bahasa yang digunakan oleh warga Depok merupakan faktor dari bahasa yang digunakan oleh warga Jakarta dan Bogor. Sedangkan, bahasa yang digunakan warga Jakarta Selatan terbentuk akibat percampuran bahasa Jakarta dan Inggris. Oleh karena itu, bahasa akan berubah seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi.

Sejarah Singkat Bahasa Indonesia

         Menurut Ki Hajar Dewantara, bahasa Indonesia merupakan bahasa serapan dari bahasa Melayu yang dalam perkembangannya sudah mengalami penyesuaian dengan masyarakat yang mengikuti perkembangan zaman sehingga dapat dikatakan pula dasar bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu. Selain itu, bahasa melayu pada zaman dahulu menjadi sangat populer, sehingga menjadi bahasa penghubung di beberapa negara Asia Tenggara. Bukti dari adanya bahasa Melayu dapat dilihat dari ditemukannya beberapa prasasti yang menjadi peninggalan bahasa Melayu sebagai bahasa yang digunakan sehari-hari oleh penduduk Indonesia pada zaman itu. Prasasti tersebut diantaranya adalah prasasti Kedukan Bukit (683 M), Talang Tuo (684 M), Kota Kapur (686 M), Karah Berahi (686 M). Prasasti-prasasti tersebut pula yang menjadi bukti dari sejarah perkembangan bahasa.

      Bahasa Indonesia sudah menjadi bahasa nasional sejak lahirnya sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada tahun 1901, masyarakat Indonesia menggunakan ejaan van Ophuijsen yang dimuat dalam Kitab Logat Melajoe. Ejaan ini digunakan sebagai ejaan bahasa melayu dengan sistem ejaan latin. Seiring dengan perkembangan zaman, bahasa Indonesia semakin berkembang dan meluas. Ejaan yang digunakan masyarakat pun berubah menjadi ejaan republik atau ejaan Suwandi. Ejaan suwandi adalah ejaan yang digunakan sebagai ejaan bahasa Indonesia dengan sistem ejaan latin. Ejaan Suwandi digunakan sesudah proklamasi kemerdekaan Indonesia dan dimuat di dalam surat keputusan Soewandi pada tanggal 19 Maret 1947. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun