lingkungan harus segera mendapat tindak lanjut yang lebih serius. Akan lebih baiknya jika sampah-sampah organik dapat diolah kembali dengan menerapkan proses pembatasan timbulan sampah (reduce), pemanfaatan kembali sampah (reuse) dan pendauran ulang sampah (recyle).
Pada saat ini permasalahan mengenai sampah di berbagai daerah bukan lagi menjadi hal yang bisa diremehkan, timbunan-timbunan sampah yang mengangguKondisi teknologi saat ini sudah berkembang pesat, segala pekerjaan akan terasa lebih mudah jika terdapat sebuah inovasi yang sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Sebuah inovasi yang dibutuhkan dalam masalah ini berupa mesin pencacah sampah yang berfungsi untuk memudahkan pencacahan sampah organik untuk mempercepat proses pembuatan pupuk kompos.
      Desa Talok telah memiliki sebuah mesin berteknologi pembakaran untuk mengolah sampah. Menurut Kepala Desa Talok, Agus Harianto mengatakan bahwa dalam waktu dekat ini pemerintah desanya akan mengelola sampah organik menjadi pupuk kompos. KKN UM mencanangkan program kerja yang sehubungan dengan hal tersebut, yaitu membuat desain mesin pupuk kompos yang dapat membantu Desa Talok dalam mewujudkan teknologi mesin pengolah sampah. Dengan adanya desain ini diharapkan dapat mempermudah pekerjaan masyarakat serta melengkapi fasilitas yang ada di Desa Talok saat ini.
      Desain mesin pupuk kompos ini memiliki keunggulan untuk menghemat bahan bakar yang digunakan dalam proses pengolahan. Selain itu proses pencacahan yang praktis dan lebih cepat karena dalam proses penguraian pupuk kompos akan ditambahkan cairan pengurai. Bahan-bahan yang digunakan untuk cairan pengurai merupakan air, gula, dan cairan pengurai Em4.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H