Justru dijadikan sebagai mata pencaharian tambahan. Penghasilan utama tetap melalui sektor pertanian. Setelah mengobrol dengan Pak Sukir bapak-bapak operator dan supir jeep lain ikut nimbrung bersama kami. Kami juga diberi jamuan berupa kopi dan gorengan hangat. Sungguh hangat masyarakat Desa Wonokitri. Satu hari pertama kami di Desa Wonokitri ini Divisi Ekowisata fokus untuk berbaur dengan masyarakat untuk mendapatkan informasi terkait pariwisata di Desa Wonokitri.
Alam tak hanya sekadar obat yang mampu menghilangkan setiap kesedihan atas luka hati, namun ia juga mampu memberikan kesejukan sepanjang masa
Hari selanjutnya di Desa Wonokitri. Kami memulai kegiatan kami untuk menggali lebih lanjut potensi wisata di Desa Wonokitri. Desa ini dikenal adanya taman edelweis. Proker yang akan kami laksanakan adalah mempromosikan dan mengenalkan Desa Wonokitri sebagai sebuah desa wisata. Kami menuju ke taman edelweis dengan berjalan kaki. Perjalanan ditempuh dalam waktu kurang lebih 30 menit. Sebelum menuju ke taman edelweis kami menyempatkan untuk mampir ke SD yang ada di Desa Wonokitri dan bertegur sapa dengan anak-anak SD.
Kami juga dipersilahkan untuk masuk ke SD dan membantu divisi pendidikan yang sedang menyampaikan materi PHBS. Kami juga menyempatkan untuk mengambil konten tiktok dengan anak-anak SD. Seusai itu kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai di Taman Edelweis.
Hamparan tanaman edelweis begitu indah dan memanjakan mata. Didukung dengan sejuknya udara tanpa polusi menambah nilai keindahan tempat ini. Selain mengambil konten untuk promosi kami juga berjumpa dengan Aini seorang wisatawan dari Padang. Aini mengungkapkan memang tujuannya datang ke Wonokitri hanya untuk datang ke taman edelweis. “Saya dahulu kkn disini tahun 2016. Saya kangen dengan tempat ini. Dahulu taman ini hanya taman biasa yang belum ada pengunjungnya. Sekarang sudah sangat bagus dan benar-benar terawat” ungkap Aini. Aini juga mengungkapkan kebanggannya dia dengan Desa Wonokitri yang tetap menjaga taman ini dengan baik.
Selain mengambil take video kami juga mendapat kesempatan untuk mengikuti upacara entas-entas di Desa Wonokitri. Upacara entas-entas mirip dengan upacara ngaben di Bali. Umat Hindu di Gunung Bromo melaksanakan Entas-entas (Ngaben) dengan mengusung dan membakar boneka (pitra) sebagai pengganti jasad leluhur.
Hong wilaheng mangkudaya
jagad dewa bathara eyang
jagad pramudita ingkang
miwiti, ndugiaken kajate
saking bapak Sudarmiko kang