Tulisan ini dibuat sebulan setelah program kerja saya berlangsung. Halo kenalin aku Salma, salah satu pengiat program kerja dari divisi catalyst dari yoters jogja. bagi pembaca yang belum tahu tentang komunitas young on top itu apa si?Â
Komunitas Young On Top atau yang disebut dengan YOT itu bermula dari sebuah buku yang ditulis oleh pak Billy Boen. Di buku itu, mengemas bagaimana seorang pemimpin dalam membangun self-improvement. Sehingga terbentuklah sebuah komunitas anak muda yang terdiri dari 6 divisi yaitu Catalyst, Entrepreneur, Sosial, Energy, Technology dan Green. Masing pilar menjalankan program kerjanya termasuk divisi saya yaitu divisi Catalyst.Â
Ide ini bermula dari kami yang kesulitan mencari objek pada program kerja kami, setelah sebulan kami meriset komunitas di jogja tujuan kami mengajak sekolah marjinal untuk berkolaborasi. Â Disini kami menyiapkan segala kebutuhan berbulan-bulan, namun mendapatkan kabar program kerja kami dimajukan.Â
Lantas hal itu, tidak membuat kami pasrah dengan progres seadanya tapi kami membuat sesuatu hal yang terbaik untuk adik-adik sekolah marjinal. Pada hari sebelum acara kami mengemas seperti ulang tahun yang nantinya akan dibagikan adik-adik sekolah marjinal. Persiapan dengan sebelum hari-H pun kami mengobservasi lokasi yang nanti akan menjadi tempat kami belajar bersama adik-adik sekolah marjinal.Â
Pada hari-H, kedatangan kami disambut hangat oleh adik-adik sekolah marjinal. Mereka sangat antusias untuk belajar bersama yoters jogja. Tak lain, bahkan dari mereka mengajak temen-temennya untuk mengikuti belajar sambil bermain dengan Yoters jogja. Kami pun menyambut adik-adik dengan hangat dan ramah.Â
Pada sesi awal kami, menceritakan bagaimana cara adik-adik untuk lebih serius mencapai cita-citanya dengan menggambar. Beberapa dari mereka hendak menjadi orang hebat salah satunya aktivis, dokter, polisi dan tentara. Bahkan salah satu dari mereka berani memberikan alasan cita-cita yang mereka gambar. Dengan cerita unik dan harapan doa yang besar dapat dikabulkan cita-cita mereka kelak. Tidak hanya itu, kami juga mengajak adik-adik sekolah marjinal meronce.
Beberapa hasil meronce yang mereka buat seperti gelang,cincin, dan gantungan kunci sebagai kenang-kenangan dari Yoters Jogja. Waktu tak terasa begitu cepat, kami harus berpamitan dengan mereka. Sebelum itu, kami tidak lupa mendokumentasikan dan membagikan jajan kepada adik-adik sekolah marjinal. Ukiran senyum mereka yang senang habis mendapatkan jajan dan kenang-kenangan.Â
Pada akhir acara kami berpamitan dengan kakak-kakak pengurus sekolah marjinal memberikan sertifikat secara simbolis.Â
Saat kami perjalanan menuju pulang kami beristirahat di masjid terdekat, dan tak disangka menemui adik-adik sekolah marjinal dengan berkata,
"Kak, ayo besok kita main lagi? "