Mohon tunggu...
Salma Salvianti
Salma Salvianti Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa-Aktivis

Film, Sejarah, Media

Selanjutnya

Tutup

Financial

Koperasi Mati, Warga Protes Pemberdayaan Ikut Mati

14 Juli 2024   01:11 Diperbarui: 14 Juli 2024   02:04 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

   Ditengah pemukiman padat penduduk yang sekarang sudah berganti nama menjadi Daerah Kota Jakarta, terdapat sebuah kampung yang berkali-kali mendapat serangan penggusuran oleh pihak pemerintah. Namanya menjadi history karena lahannya yang sangat berjasa bagi perekonomian warga, tidak asing lagi yaitu Kebon Sayur. Kampung ini bertempat di Ciracas, Jakarta Timur, sesuai dengan namanya dulu pemukiman ini penuh dengan lahan sayur-sayuran yang diproduksi warga setempat. Namun sudah cukup lama mati tertimpa bangunan tinggi dan tempat transportasi yang terlihat megah berdiri.

   Hampir ditendang dari kawasan, Aris Purba, salah satu pejuang yang saat ini menjabat sebagai ketua koperasi, dibantu pihak mahasiswa dan pihak keamanan yaitu preman setempat menarik mundur pemerintah dengan menunjukkan surat legal pendirian koperasi dibantu oleh Urban Poor Network (JRMK) untuk mengurus perizinan tersebut. Di zaman pemerintahan Anies Baswedan, Kampung Kebon Sayur mendapatkan surat legal secara gratis karena kebijakan beliau melalui kebijakan wilayah pemukiman dan pengaturan masyarakat yang ditetapkan dalam Gubernur Keputusan No. 878 Tahun 2018 dan Peraturan Gubernur No. 90 Tahun 2018.

   Penyelamatan yang cukup epic ditahun tersebut, namun ini tidak berlangsung lama karena ketua sendiri mencalonkan diri di Pemilu 2024 lalu. Warga terpecah belah karena pilihan mereka yang tidak sejalur dan isu-isu memanfaatkan jabatan menjadikan koperasi mati suri hingga saat ini karena kurangnya rasa percaya terhadap pemimpin mereka sendiri. Hal ini disampaikan oleh salah satu warga bernama Yuli (29).

"Warga mah udah pada ngga percaya mba, bubar semua, koperasi yang megang orang-orang Medan sendiri, orang Karawangnya kaga ada" kata dia (Sabtu, 13 Juli 2024).

Persoalan fakta menjadi titik terang bagi kami penulis dengan anak-anak yang secara otomatis meminta untuk belajar secara langsung ketika kami datang. Miris mendengar pernyataan anak-anak yang memelas.

"Iya kak, dulu sering kakak-kakak dateng buat belajar bareng, tapi udah lama nggak ada kak. Ayo kak belajar gambar" sahut Elin (7).

Hal ini dibenarkan oleh ibu dari anak-anak yang kami temui karena sudah lama tidak ada, berbanding terbalik dengan minat anak-anak yang justru tinggi untuk belajar bersama.

   Pilihan seorang pemimpin menjadikan imbas yang diterima warga cukup besar. Faktanya banyak ide atau gagasan mereka yang cukup bagus, namun mereka kekurangan informasi untuk menggerakkan penggerak mereka agar bisa merealisasikan ide briliant itu. Mengejutkan sekali bahwa sekarang sudah banyak anak-anak warga Kampung Kebon Sayur mengenyam bangku kuliah dan tidak ada sekalipun pernyataan yang keluar dari mulut pengurus koperasi ini gerakan anak-anak ini untuk kawasan tersebut. Demikian justru mereka mempertanyakan kepada kami yang baru datang berkunjung untuk merekomendasikan atau sekedar memberikan informasi hal apa yang harus mereka kerjakan agar ide ini bisa berjalan. Lalu, apakah ini menjadi bentuk aksi diamnya para warga yang sudah benar-benar tidak percaya dengan pemimpin mereka sendiri?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun