Hal ini dapat diinterpretasikan sebagai pemanfaatan sumber daya kedua yang lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan sumber daya pertama. Akhirnya, nilai f3 = 30 menunjukkan bahwa pemanfaatan sumber daya ketiga menghasilkan hasil sebesar 30. Artinya, ini mengindikasikan bahwa sumber daya ketiga dapat memiliki tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih tinggi dalam menghasilkan output atau kinerja yang diinginkan. Dalam konteks teknologi informasi akuntansi, interpretasi ini menunjukkan bahwa penggunaan sumber daya yang lebih tinggi atau lebih optimal dalam proses akuntansi dapat menghasilkan output atau kinerja yang lebih baik.Â
Penerapan teknologi informasi akuntansi yang lebih maju dan terintegrasi secara efektif dapat meningkatkan efisiensi, akurasi, dan kecepatan dalam pengolahan data keuangan serta menghasilkan informasi yang lebih relevan dan bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Selain itu, interpretasi nilai output Leontief juga dapat melibatkan penilaian komponen matriks input teknologi secara individual. Dalam konteks ini, dapat diamati bahwa kontribusi sumber daya pertama terhadap output lebih rendah dibandingkan dengan sumber daya kedua dan ketiga. Keadaan ini mengindikasikan perlunya penilaian dan perbaikan penggunaan sumber daya awal untuk mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas yang optimal.
Kesimpulannya, analisis output Leontief yang didasarkan pada input teknologi informasi akuntansi memberikan perspektif tentang sejauh mana pemanfaatan sumber daya dalam proses akuntansi dapat menghasilkan output atau kinerja yang diinginkan. Interpretasi nilai output Leontief ini menggarisbawahi signifikansi penggunaan teknologi informasi akuntansi yang efisien dan efektif dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas proses akuntansi. Dengan mempertimbangkan temuan analisis ini, organisasi dapat melaksanakan evaluasi dan perbaikan dalam pemanfaatan teknologi informasi akuntansi guna mengoptimalkan output dan mencapai tujuan yang diinginkan.
Analisis input-output (IO) adalah teknik pemodelan yang membagi ekonomi menjadi permintaan akhir dan produksi dan memperhitungkan saling ketergantungan langsung dan tidak langsung di antara berbagai sektor. Analisis IO menunjukkan saling ketergantungan industrial. Input dari satu industri adalah output dari yang lain dan sebaliknya, sehingga hubungan ini pada akhirnya mengarah pada keseimbangan antara penawaran dan permintaan di seluruh perekonomian. Beberapa peneliti telah mendemonstrasikan secara empiris hubungan antara model ekonomi-basis dan input-output.Â
Teknik ini diperkenalkan oleh Wassily Leontief pada tahun 1930-an dan diadaptasi untuk keperluan analisis regional oleh Walter Isard pada tahun 1950-an.
Prof. Wassily W Leontief memperkenalkan teknik analisis input-output pada tahun 1951. Input berarti benda atau bahan, yang diminta oleh pengusaha atau produsen untuk tujuan produksi dan output, adalah hasil atau hasil dari usaha yang produktif.
Jadi input adalah objek yang dibeli dengan maksud untuk menggunakannya dalam suatu perusahaan dimana hasilnya adalah barang-barang yang dibuat dan dijual oleh pengusaha. Dengan demikian input adalah pengeluaran perusahaan dan output adalah pendapatannya. Singkatnya analisis input-output adalah teknik untuk menganalisis hubungan antar industry dan saling ketergantungan di seluruh ekonomi karena input pada satu industri adalah output dari lainnya.
Bagian utama dari kegiatan ekonomi terlibat dalam produksi barang setengah jadi atau input, barang yang menjadi output untuk satu industri tetapi lagi digunakan sebagai input untuk produksi lebih lanjut oleh industri lain. Dengan cara ini adalah siklus proses berikut tak henti-hentinya di antara banyak industri. Singkatnya dapat dikatakan bahwa dalam sebuah analisis input-output, dalam keadaan ekuilibrium sempurna, nilai moneter total output suatu perekonomian harus sama dengan nilai moneter dari semua input dan output semua industri digabungkan.
Analisis input-output membutuhkan akun regional yang menangkap transaksi di antara berbagai sektor ekonomi untuk jangka waktu tertentu (biasanya 1 tahun). Tabel Imenawarkan contoh tabel input-output regional. Tabel IO regional pada dasarnya adalah sistem akuntansi double-entry. Baris tabel sesuai dengan penjualan dari sektor tertentu ke semua sektor ekonomi regional; kolom mewakili pembelian input antara, tenaga kerja, dll. dibuat oleh masing-masing sektor. Porsi tabel dengan nilai yang dicetak tebal mengidentifikasi transaksi antar industri; ini adalah keterkaitan antara perusahaan-perusahaan di berbagai industri yang membentuk ekonomi regional.Â
Permintaan akhir terdiri dari konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah, investasi, dan ekspor. Jumlah baris penjualan antar industri dan permintaan akhir terdiri dari output total industri; jumlah kolom input antara, gaji, impor, dan komponen nilai tambah lainnya sama dengan pengeluaran total. Untuk perekonomian secara keseluruhan, output total harus sama dengan pengeluaran total.
Kegunaan Tabel IO:
- Memberikan gambaran menyeluruh struktur suatu perekonomian yang dapat mencerminkan peranan suatu sektor dalam perekonomian.
- Menyediakan informasi lengkap dan menyeluruh tentang struktur penggunaan barang dan jasa pada masing-masing sektor serta pola distribusi produksi.
- Sebagai dasar berbagai perencanaan dan analisis ekonomi makro terutama berkaitan dengan produksi, konsumsi, pembentukan modal, ekspor dan impor.
- Dapat dijadikan untuk analisis dampak dan keterkaitan antar sektor, prediksi perekonomian dan ketenagakerjaan.