Manusia yang baru lahir tidak langsung memiliki konsep diri. Konsep diri akan terbentuk sendirinya sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Orang tua sangat berperan penting dalam menumbuhkan self esteem pada anak agar tumbuh menjadi individu yang percaya diri. Self esteem adalah cara seorang anak berpikir dan merasakan segala sesuatu tentang dirinya. Apakah ia merasa dicintai, disayangi, dihargai keberadaanya, atau justru merasa diabaikan dan ditolak, perasaan inilah yang nantinya menentukan baik/buruk perilakunya. Dalam hal ini orang tua sangat berpengaruh dalam partumbuhan self esteem pada anak.
Orang tua yang mampu menunjukkan rasa cinta, kasih sayang, dan memberi apresiasi, bahkan ketika anak berbuat salah sekalipun akan membentuk self esteem yang positif pada anak. Anak akan tumbuh menjadi sosok yang bersyukur dan percaya diri. Sebaliknya, orang tua yang yang lebih sering menunjukkan rasa marah atau frustasi ketika melihat perilaku anak yang tidak sesuai ekpekstasi yang diharapkan orang tua akan menciptakan self esteem yang negatif dalam diri anak.
Banyak remaja yang mengalami kegagalan dalam penyesuaian dirinya. Kegagalan tersebut disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan keluarga seperti status ekonomi, orangtua yang sibuk bekerja, orangtua yang kurang memperhatikan anak-anaknya, orangtua yang terlalu otoriter sehingga menyebabkan anak tidak memiliki percaya diri. Hal-hal tersebut akan menimbulkan prestasi belajar anak yang rendah, kurang dapat bergaul dengan teman, dapat juga menyebabkan pergaulan bebas, rasa gelisah, dan agresif dalam penyesuaian dirinya. Hal-hal tersebut sangat mempengaruhi perkembangan psikis dan self esteem pada anak.
 Keluarga sangat berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Keluarga adalah dunia pertama bagi anak, yang memberikan sumbangan mental dan fisik terhadap kehidupnya. Melalui interaksi dalam keluarga, anak tidak hanya mengenal diri dan orang tuanya melainkan mengenal kehidupan masyarakat dan sekitarnya. keluarga merupakan lingkungan dalam lingkup paling dekat, dan merupakan tempat pembelajaran pertama bagi anak. Perlunya mendidik dan menanamkan nilai-nilai moral kepada anak sedini mungkin mempengaruhi cara berpikirnya suatu saat nanti. Hal yang akan terlihat jelas adalah pada saat mereka memasuki dunia remaja. Keluarga yang berperan baik dapat meningkatkan harga diri (self esteem) pada anak.
Korban perceraian orang tua
Diantara sebab yang mempengaruhi self esteem anak adalah anak latar belakang dari orang tuanya yang sudah berpisah/bercerai. Ketika mengetahui orang tua akan bercerai, seorang anak akan merasa takut tidak mendapatkan kasih sayang ayah ibunya yang tidak tinggal satu rumah, prestasinya lebih menurun dan anak lebih senang menyendiri. Berdasarkan beberapa riset, 25% anak hasil perceraian, ketika memasuki awal masa dewasa ia memiliki masalah serius secara sosial, emosional, atau psikologis dibandingkan 10% anak dari orangtua yang masih bersama.Â
Kondisi ini menyebabkan mental pada anak tumbuh kurang baik. Peran keluarga dalam hal ini sangat terlihat jelas bahwa keadaan keluarga yang kurang sehat sangat mempengaruhi anak terutama dalam bidang psikis. Lalu, bagaimana cara menyikapi hal tersebut agar anak tidak menjadi korban atas masalah yang terjadi pada orang tuanya? yang pertama adalah pentingnya menanamkan pemahaman yang baik untuk anak dengan cara yang selembut mungkin agar dapat sebisanya dimengerti. Komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.
      Di Indonesia banyak sekali anak korban dari broken home. Diantara sebab perceraian adalah terjadinya pernikahan dini membuat orangtua kurang siap memiliki anak. Entah dari segi ekonomi atau mental dan psiksinya yang masih belum siap berperan menjadi orang tua. Mereka dengan mudahnya mengambil keputusan bercerai tanpa memikirkan masa depan anak mereka.
Sikap otoriter orang tua
 Self esteem bisa juga dipengaruhi dari sikap otoriter orang tua yang terlalu mengatur anaknya. Sikap yang terlalu keras dan mendominasi ini menyebabkan ketakutan pada anak untuk mengekspresikan kemauan dirinya. Ia terpaksa untuk melakukan hal-hal yang tidak disenangi demi memuaskan keinginan orangtua. Mereka tidak bisa mengekspresikan keinginannya dengan bebas. Padahal sebagai manusia kita memiliki hak untuk bebas berpendapat, hal itu juga berlaku untuk anak terhadap orang tuanya. Efek negatif yang ditakutkan adalah melampiaskan kesedihannya tersebut terhadap hal-hal yang negatif seperti narkoba, miras, dan hal-hal negatif lainnya. Di usia remaja yang sangat rentan terhadap pertemanan dan lingkungan ini anak akan lebih mudah dipengaruhi lingkungannya dan cenderung ingin mencoba hal baru.
Peran orangtua dalam hal ini sangat diperlukan. Bagaimana menerapkan peran orang tua sebagai sekolah pertama bagi anak, mendidik dengan sebaik-baiknya dan tidak memaksakan kehendak sebagai orang tua. Mengomunikasikan, mengarahkan kepada hal-hal yang benar dan tidak memaksakan kehendak sebagai orang tua. Mengekspresikan rasa cinta dan kasih sayang orang tua dengan cara yang lembut, biarkan anak memilih dan mengambil keputusan untuk hidupnya sendiri agar dapat tercipta self esteem yang baik pada anak.