Dilansir melalui laman resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia selaku menteri ESDM dalam acara Colatrans Asia 2024 pada Senin (9/9/2024) menyampaikan kepada para produsen batubara agar pemanfaatan batubara sebagai komoditas unggulan sejalan dengan peningkatan nilai tambah melalui program hilirisasi. Hal ini dapat membantu target pemerintah mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060.
Dalam pidatonya, Bahlil meyakinkan bahwa pemerintah akan terus mendukung sektor batubara sebagai komoditas utama. Namun juga menekankan pentingnya transisi energi secara bertahap.
"Saya ingin meyakinkan anda semua bahwa pemerintah ke depan masih tetap mendorong batubara sebagai salah satu komoditas unggulan seiring dengan transisi energi yang terus berjalan. Jadi, kalian harus mendapatkan modal capital yang cukup dulu sebagai instrumen untuk melakukan proses peralihan ke teknologi hijau. Karena kalau kita langsung paksakan tanpa modal yang cukup, kita tidak akan mampu melakukannya," ujar Bahlil selaku menteri ESDM, sebagaimana disampaikan melalui laman resmi kementerian ESDM.
Untuk mendukung program pemerintah dalam hilirisasi batubara, penerapan teknologi terkini diharapkan dapat mempercepat dan mengefisiensi proses operasional pertambangan hingga pengolahan batubara. Salah satu teknologi yang berpotensi mendukung program tersebut adalah Widya Load Scanner, yang dikembangkan oleh Widya Robotics.
Widya Load Scanner merupakan sebuah terobosan teknologi yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dalam proyek pertambangan. Dengan memanfaatkan teknologi LiDAR (Light Detection and Ranging), alat ini mampu memindai dan menghitung volume material yang diangkut oleh truk secara akurat dalam hitungan detik. Teknologi ini memiliki tingkat akurasi hingga 99% yang telah tersertifikasi oleh PT Sucofindo.
Dalam wawancara eksklusif di pameran IEE, Dela Aditya, Head of Marketing Widya Robotics, menyatakan, "Kami berharap teknologi Widya Load Scanner dapat memberikan kontribusi nyata dalam program hilirisasi di Indonesia, termasuk hilirisasi batubara ini. Dengan akurasi yang tinggi dan kecepatan pemindaian yang kami tawarkan, kami percaya bahwa proses operasional pertambangan hingga pengolahan batubara dapat berjalan lebih efisien dan tepat waktu."
Pengoperasian Widya Load Scanner sangatlah mudah, Truk bermuatan cukup berhenti sejenak di bawah perangkat Widya Load Scanner untuk dilakukan pemindaian pertama. Setelah truk menurunkan isi material ke tempat tujuan, bak truk yang kosong akan dilakukan pemindaian kedua. Dari dua kali pemindaian dengan sensor LiDAR tersebut, maka didapatkanlah total penghitungan volume material secara keseluruhan.
Widya Load Scanner juga dilengkapi dengan dashboard, sehingga setiap data dapat tersimpan secara real-time baik dalam format Excel maupun CSV. Hasil yang didapatkan membantu meminimalisir potensi kesalahan atau manipulasi data, sehingga dapat menekan risiko kerugian material.
Saat ini, Widya Load Scanner dihadirkan dalam dua versi yakni versi statis dan portable. Kedua versi Widya Load Scanner ini dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan proyek. Pada versi statis, ideal digunakan untuk proyek yang tidak berpindah-pindah seperti proyek batching plant yang memerlukan pengukuran material secara kontinu di satu lokasi. Sedangkan versi portable ideal digunakan untuk proyek jangka pendek atau yang berpindah-pindah seperti pembangunan jalan.
Tidak hanya berdasarkan tingkat mobilitas, terdapat juga tipe Load Scanner berdasarkan jenis LiDAR yang digunakan, yaitu Tipe N dan Tipe C. Perbedaan utama antara kedua tipe ini terletak pada jenis material yang dapat dipindai. Tipe N ideal untuk bahan material yang berkilau dan reflektif seperti tanah, batu, dan pasir. Sementara itu, Tipe C dirancang untuk material yang gelap dan menyerap cahaya seperti batu bara. Dengan demikian, Load Scanner Tipe C sangat cocok digunakan dalam berbagai industri karena kemampuannya dalam mengukur material yang sulit dipindai oleh tipe lainnya.