Mohon tunggu...
Salman Unram
Salman Unram Mohon Tunggu... Dosen - Tuntut dan sebarkan ilmu yang bermanfaat bagi sesama.

Teknik Mesin solidarity forever.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bahan Inovatif untuk Tembok dari Tembok Semriwing sampai Bata Hidup

30 Desember 2020   11:13 Diperbarui: 30 Desember 2020   11:35 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak dari bahan bangunan yang paling banyak digunakan saat ini memiliki keterbatasan, terutama terkait dengan dampaknya terhadap lingkungan.  Sebagai responsnya, para enginer inovatif dunia telah mengembangkan bahan alternatif bangunan yang baru.

Material-material alternatif tersebut adalah:

1. Bioplastik cetak 3D

Perusahaan Belanda Aectual membuat material konstruksi bioplastik menggunakan printer 3D besar untuk membuat desain yang rumit dan canggih, dari lantai, fasad, tangga, dan bahkan seluruh bangunan. Selain menggunakan printer 3D untuk membangun gedung, penggunaan bioplastik sangat inovatif dalam hal material keberlanjutan dan pengurangan limbah.

Perusahaan tersebut menegaskan bioplastik yang digunakan oleh printer 3D-nya terbuat dari 100 persen polimer nabati yang dapat diperbarui, dan juga dapat menggunakan plastik daur ulang (perlu dicatat bahwa memproduksi bioplastik masih membutuhkan produksi tanaman skala besar seperti jagung) . Terlebih lagi, jika printer membuat kesalahan, plastik dapat dengan mudah dihancurkan dan dikembalikan ke campuran, menghasilkan proyek pembangunan tanpa limbah sama sekali - setidaknya secara teori.

2. Semen yang 'Dapat Diprogram'

Ketika agregat semen dicampur dengan air, pasir dan batu dan dibiarkan mengering, ia membentuk beton - dasar dari sebagian besar bangunan modern. Tapi beton itu porous, memungkinkan air dan bahan kimia masuk. Hal ini menurunkan kualitas beton itu sendiri dan dapat menyebabkan karat pada penyangga baja yang terbungkus di dalamnya. Masalahnya adalah pada tingkat molekuler, partikel beton terbentuk secara acak, memberikan ruang bagi cairan dan senyawa lain untuk melewatinya.

Ilmuwan di Rice University, Texas, telah menemukan metode untuk 'memprogram' struktur molekul beton saat mengeras, yang berarti pembangun dapat 'memberitahu' semen untuk membentuk kubus, bola, atau struktur berbentuk berlian yang lebih padat, misalnya. Tim menemukan bahwa dengan menambahkan surfaktan bermuatan negatif dan positif (senyawa yang menurunkan tegangan permukaan) ke dalam campuran semen, mereka dapat mengontrol bentuk partikel semen yang diambil sebagai semen.

Dalam istilah praktis, ini berarti beton yang mengeras, secara signifikan lebih sedikit porousnya, dan lebih kuat.

3. Hidrokeramik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun