Mohon tunggu...
Salma Nurhaliza
Salma Nurhaliza Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

feel the fear and do it anyway

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Jeritan Hutan! Nasib Tragis Puspa dan Satwa Indonesia yang Terancam Punah, Akankah Kita Wariskan Bumi yang Tandus?

26 Desember 2024   09:20 Diperbarui: 26 Desember 2024   09:20 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber : gotravelaindonesia.com )

Tetesan air hujan masih menempel di daun-daun, berkilauan seperti berlian saat terkena sinar matahari. Aroma tanah basah dan harum bunga memenuhi udara. Saya berjalan menyusuri jalan setapak di tengah hutan. setiap langkah terasa ringan, seperti berjalan di atas tanah yang empuk. Suara kicau burung yang merdu berlomba-lomba terdengar, seakan menyambut kedatangan saya sebagai tamu di rumah mereka. Saya takjub melihat keindahan alam yang terbentang luas. Ketika masuk lebih jauh, terpampang hamparan sungai yang indah. Saya duduk dipinggiran sungai, beralaskan bebatuan yang dingin dan kasar, diiringi dengan gemericik air yang jernih mengalir di antara celah-celah, membawa kedamaian dalam keheningan di tengah hutan.

Saat duduk di pinggiran sungai itu, pikiran saya melayang pada kenyataan yang pahit. Keindahan yang saya saksikan hari ini mungkin tidak akan bertahan selamanya. Namun, di balik keindahan yang memukau ini, tersimpan ancaman serius yang mengintai keanekaragaman hayati kita. Saya teringat berita-berita tentang pembukaan lahan besar-besaran, kebakaran hutan, dan perdagangan satwa liar yang mengancam keberadaan tempat ini. Gemericik air yang mengalir seolah berbisik, meminta tolong agar hutan ini tidak lenyap di tangan manusia. Saya pun bertanya-tanya, apakah generasi mendatang masih akan bisa merasakan kedamaian seperti yang saya rasakan saat ini, ataukah mereka hanya akan mendengar cerita tentang keindahan hutan Indonesia yang pernah ada?

Ironisnya, di tengah ancaman kepunahan, hutan Indonesia, dengan segala keunikannya, tetap menjadi rumah bagi flora dan fauna yang terkadang, jarang ditemukan di tempat lain di dunia. Pohon-pohon raksasa menjulang tinggi, akar-akarnya mencengkeram tanah dengan kuat, menopang kehidupan jutaan makhluk hidup. Bunga-bunga eksotis bermekaran dalam berbagai warna, menarik perhatian serangga-serangga yang sibuk menghisap nektar. Di antara pepohonan, satwa-satwa liar berkeliaran bebas. Harimau Sumatera dengan belangnya yang khas, orangutan dengan bulu merahnya yang mencolok, dan burung merak dengan bulu ekornya yang indah adalah beberapa di antara penghuni hutan Indonesia yang memukau.

Harimau Sumatera. (Picture by : Pasbana.com)
Harimau Sumatera. (Picture by : Pasbana.com)

Di lain sisi, Indonesia, negeri tropis yang kaya akan keindahan alam, selalu menjadi sorotan dunia. Hutan-hutan lebatnya menyimpan ribuan spesies unik yang sulit ditemukan di tempat lain. Daun-daun hijau bergerak lembut di bawah sinar matahari, sementara suara-suara di alam menciptakan harmoni yang menenangkan hati. Menurut Global Biodiversity Index, Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia, setelah Brazil. Selaras dengan itu, data dari BRIN juga menunjukkan bahwa keanekaragaman hayati Indonesia berada pada tingkatan yang tinggi, yaitu dengan 22 tipe ekosistem alami, dan 75 tipe vegetasi. Data ini bukan sekadar angka, tetapi bukti nyata bahwa negeri ini adalah surga bagi flora dan fauna. Tak heran, banyak peneliti, wisatawan, hingga pecinta alam dari seluruh dunia datang untuk melihat langsung keajaiban yang hanya bisa ditemukan di sini.

“Indonesia begitu kaya akan keanekaragaman hayati dan keragaman spesies endemik, karena wilayah Indonesia yang terletak di antara 2 biogeografi dan wilayah transisinya. Hal itulah yang menyebabkan kita menjadi negara yang sangat sesuai untuk dihuni begitu banyak spesies.” Ungkap Badiah, selaku Kasubdit Pengawetan Spesies dan Genetik di Direktorat Konservasi, Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik KLHK pada acara Forum Bumi yang diselenggarakan Yayasan KEHATI dan National Geographic Indonesia.

Menurutnya, selain luas dan letak wilayah yang strategis, keanekaragaman hayati Indonesia juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya. Pertama, bioma hujan tropis yang menjadi ciri khas Indonesia merupakan bioma tertua, sehingga kaya akan spesies. Kedua, kondisi geografis sebagai negara kepulauan menyebabkan isolasi geografis yang memicu spesiasi lebih kompleks. Terakhir, iklim yang relatif seragam mendukung ketersediaan makanan yang stabil bagi berbagai spesies.

Di balik angka dan data yang mengesankan, kekayaan hayati Indonesia adalah anugerah yang nyata. Setiap pulau, dari Sumatera hingga Papua, punya keajaiban sendiri. Hutan-hutan tropis yang lebat menjadi rumah bagi burung cendrawasih yang menari di dahan, hingga harimau Sumatera yang berjalan anggun di bawah bayangan pepohonan. Semua ini bukan kebetulan. Seperti kata Badiah, posisi geografis dan sejarah panjang Indonesia menciptakan tempat yang sempurna bagi ribuan spesies untuk berkembang. Setiap makhluk hidup di sini adalah hasil dari perjalanan waktu dan adaptasi yang luar biasa.

Namun, di balik semua keindahan ini, bayangan suram mulai menyelimuti kekayaan alam Indonesia. Pohon yang rindai dan hijau sudah tak menampakkan dirinya lagi. Hutan yang dahulu subur, menjelma menjadi lahan yang tandus. Sinar matahari masuk melewati sisa dedaunan yang masih tersisa, menghasilkan pola bayangan abstrak di atas tanah yang retak. Udara yang dahulu menyegarkan, kini menyesakkan dengan paparan asap yang membumbung tinggi, sisa dari pembakaran hutan untuk membuka lahan baru. Hewan-hewan yang selamat dari kebakaran kini hidup dalam ketakutan. Mereka kehilangan tempat tinggal dan sumber makanan.

Deforestasi. (Picture by : Detikinet)
Deforestasi. (Picture by : Detikinet)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun