Mengapa mahasiswa lebih memilih belajar ataupun mengerjakan tugas di saat-saat terakhir? Sistem kebut semalam sudah terkenal cukup umum di kalangan mahasiswa ataupun pelajar di Indonesia saat mereka menyelesaikan tugas kuliah, laporan praktikum, ataupun untuk mempersiapkan ujian dengan waktu yang hanya semalam saja. Di dunia perkuliahan sistem kebut semalam ini adalah suatu fenomena yang cukup umum, meskipun hal ini sering dianggap tidak efektif, tetapi banyak mahasiswa yang memilih untuk melakukan sistem kebut semalam ini dan tentu saja dengan alasannya masing-masing.
Sistem kebut semalam (SKS) bukan satuan kredit semester ya! Merupakan slogan ataupun istilah pendekatan untuk kebiasaan mengerjakan sesuatu menjelang deadline ataupun akhir waktu, SKS biasanya dilakukan untuk siapapun dan hal apapun termasuk belajar dan mengerjakan tugas. Kebiasaan atau tradisi ini muncul akibat beberapa hal misalnya saja suka menunda-nunda pekerjaan ataupun bisa disebabkan karena hal yang positif. Terkadang mahasiswa yang menggunakan sistem ini akan berjuang ekstra untuk mempelajari materi-materi ujian ataupun mengerjakan tugas hingga rela mengurangi jam tidur dan bahkan tidak tidur.
Terdapat beberapa alasan kenapa mahasiswa lebih memilih pola belajar system kebut semalam, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Mahasiswa kebanyakan sering menunda-nunda tugas ataupun pekerjaan hingga batas waktu yang sangat mendekati pengumpulan ataupun penyerahan, yang kemudian mengharuskna mereka untuk bekerja dalam waktu yang singkat dan harus bekerja lebih keras.
- Mahasiswa juga memiliki banyak tuntutan termasuk dengan berkuliah, organisasi mahasiswa, kehidupan sosial, atau bahkan bekerja sampingan. Prioritas lain terkadang mengambil alih waktu yang sudah ditetapkan untuk belajar ataupun mengerjakan tugas, dan hal tersebutlah yang membuat mereka melakukan sistem kebut semalam sebagai solusi terakhir.
- Ada juga mahasiswa yang menganggap bahwa sistem kebut semalam sebagai tantangan untuk dirinya sendiri, beberapa mahasiswa beranggapan bahwa sistem kebut semalam sebagai tantangan mental untuk menyelesaikan kerjaan dan tugas dalam waktu sebentar sebagai bahan untuk menguji diri sendiri.
- Banyak juga mahasiswa yang sulit mengelola waktu dan belum bisa mengembangkan keterampilan tersebut, mereka kesulitan untuk merencanakan sesuatunya seperti merencanakan waktu untuk mengerjakan tugas-tugas dengan baik dan membagi waktu dengan efisien, dan mengakibatkan mereka harus belajar dengan terburu-buru.
- Mahasiswa merasa mereka dapat bekerja lebih efisien dan produktif apabila batas pengumpulan telah dekat, mereka beranggapan bahwa tantangan yang muncul tersebutlah yang membuat mereka bisa lebih efisien dan produktif serta meningkatkan motivasi mereka.
Memang meskipun sistem kebut semalam dapat memberikan hasil yang baik pada akhirnya di beberapa kesempatan tetapi ada juga resiko yang bisa ditanggung. Resiko-resiko tersebutlah yang membuat sistem kebut semalam ini tidak efisien untuk semua kalangan, misalnya saja dapat menyebabkan kelelahan, stress berlebih, dan kualitas hasil pekerjaan yang dihasilkan buruk. Dampak buruk lainnya adalah gangguan pada otak, apabila otak dipaksa terus menerus untuk menyerap materi hanya dalam satu waktu, maka akan membuat otak cepat lelah. Selanjutnya sulit konsentrasi sehingga membuat hilang fokus saat menghadapi pelajaran ataupun soal ujian. Di samping itu terdapat sisi positif bagi beberapa orang ataupun mahasiswa yang memiliki kemampuan lebih mungkin hal ini sangat membantu karena hanya dengan sistem belajar kebut semalam ia dapat dengan mudah memahami pelajaran dalam satu malam dan hal dianggap ini efektif atau efisien seiring dengan waktu, sehingga mahasiswa tersebut bisa mengerjakan sesuatu yang lain di waktu sebelum mepet deadline.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H