Kesadaran akan pentingnya layanan konseling traumatik sebagai upaya meningkatkan resiliensi korban bencana alam di Indonesia perlu terus ditingkatkan. Rahmat (2018) menyoroti bahwa konseling ini memiliki peran krusial dalam proses pemulihan psikologis korban, membantu mereka mengatasi trauma dan memulihkan kembali kualitas hidup. Namun, dengan hanya sekitar 30% korban yang memiliki akses ke layanan kesehatan mental, upaya ini masih jauh dari memadai. Pemerintah dan pemangku kepentingan harus berkolaborasi untuk mengembangkan program konseling traumatik yang terintegrasi dalam sistem penanggulangan bencana, sehingga dapat menjangkau lebih banyak korban di seluruh wilayah Indonesia.
Dengan meningkatnya frekuensi bencana di Indonesia, akses terhadap layanan konseling traumatik tidak hanya harus menjadi prioritas, tetapi juga perlu diperlakukan sebagai hak dasar bagi korban. Dukungan ini bisa berupa pelatihan bagi para tenaga profesional, pendanaan untuk pembangunan fasilitas konseling, serta edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental. Implikasi dari layanan konseling yang memadai dan merata akan sangat besar, tidak hanya dalam meningkatkan resiliensi individu, tetapi juga dalam memperkuat ketahanan sosial masyarakat secara keseluruhan. Dengan demikian, Indonesia bisa lebih siap dan tangguh dalam menghadapi tantangan bencana alam di masa mendatang, baik dari sisi fisik maupun psikologis.
Referensi
Rahmat, H. K. (2018). Traumatic Counseling Services as an Effort to Improve Resilience of Natural Disaster Victims. In Proceeding The 1st International Conference on Islamic Guidance and Counseling 2018. Sunan Kalijaga State Islamic University, Yogyakarta, Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H