Kerajinan sangkar burung bukan sekedar menjadi sebuah mata pencaharian untuk para pengrajin di daerah Mojosongo, Surakarta, melainkan sebuah budaya yang turun temurun. Bentuk, pola, dan fungsionalitas yang memikat, membuat sangkar burung Mojosongo ini merambah pasar nasional bahkan internasional. Kerajinan sangkar burung sangat jarang dibahas oleh media, padahal banyak hal yang menarik untuk dibahas pada kerajinan ini.
Kerajinan sangkar burung di Mojosongo telah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Walaupun tidak bisa dikatakan sebagai pelopor, namun Pak Pramono, salah satu pengrajin di Mojosongo merupakan salah satu yang mengembangkan dan mengenalkan sangkar burung ke pasar nasional. "Kalau dibilang pelopor sih bukan di wilayah Mojosongo, tapi pengrajinnya lebih berkembang ya di Mojosongo," ujar Pak Pramono.
Para pengrajin sangkar burung di Mojosongo menggunakan teknik tradisional yang turun menurun. Mulai dari bentuk sangkar dan bahan yang digunakan. Sangkar burung berbentuk melingkar menjadi ciri khas dari kampung pengrajin terebut. Walaupun demikian, para pengrajin menyesuaikan brief dari pemesan, mulai dari ukuran dan motif.
Ukuran dari sangkar burung menyesuaikan ukuran dari burung yang akan dipelihara. Jika tipe burung yang dipesan aktif, ukuran sangkarnya akan dibuat tinggi. Selain itu, sangkar burung juga mengikuti jenis burung yang dipelihara. Burung hias yang memiliki ekor panjang juga akan diberi sangkar yang tinggi, sebab jika diberi sangkar yang kecil, ditakutkan akan merusak ekornya yang menjadi nilai jual dari burung tersebut.
Untungnya, bisa dibilang masa depan dari kampung pengrajin ini terjamin. Hal ini dikarenakan membuat sangkar burung di kampung ini merupakan sebuah hobi. Bahkan anak anak dikampung ini banyak yang dapat membuat sangkar burung karena mayoritas warga di kampung ini merupakan pengrajin sangkar burung. "Ibaratnya kita main ke rumah si A si B pegangannya juga sangkar burung mas," ucap Pak Pramono.
Selain sukses di pasar nasional, kerajinan sangkar burung sebenarnya mulai meluas ke pasar internasional, akan tetapi hal ini terhalang oleh beberapa tantangan. Salah satunya adalah pengirimannya. Biaya ongkir yang lumayan tinggi dan keamanan pemgiriman menjadi tantangan utama saat ingin meluaskan bisnis ini.
Kerajinan sangkar burung merupakan contoh nyata bahwa bisnis sederhana yang melibatkan tradisi lokal merupakan peluang ekonomi yang menjanjikan. Tanpa meninggalkan ciri khasnya, kerajinan sangkar burung bahkan juga dilirik oleh pasar internasional. Peran generasi muda yang menjanjikan juga dapat menunjang tradisi ini. Hal ini juga mengajarkan untuk lebih menghargai tradisi dan budaya lokal. Tidak hanya budaya asing yang menjanjikan untuk dijadikan ladang pencaharian, namun budaya lokal yang dianggap sepele pun pasti memiliki peminatnya.
Artikel ini ditulis oleh Salman Maghfira Iffat NIM 241481029.