Engkau muncul tepat di hadapan seluruhku yang gelisah akan cuaca esok hari
di antara panasnya udara perjalanan dan dinginnya tiupan angin kematian Â
yang selalu menyentuh, memeluk dan mengikat tanpa aba-aba
konon begitulah cerita orang tua selalu sampai memenuhi telinga
menikam gelak tawa yang turut serta dalam tujuan gerak laku manusia. jiwa yang kalut. raga yang hanyut. hasrat membelenggu ke segala arah
teriring guntur dalam ruang gemerlapan. mengalun pada malam-malam yang ramaiÂ
membawa pada candu buaian arsenik manis suguhan khas pusat kota
mabuk dan lelah, kalah. kantuk meredam marah.
ketika pagi hari datang
cahaya muncul di celah jendela memenuhi pandang yang tertutup kelopak mata, redup reda kemudian terbuka
terbangunlah akuÂ