Mohon tunggu...
salman imaduddin
salman imaduddin Mohon Tunggu... Sales - Komunitas Ranggon Sastra

Control by eros

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Viral! Lu punya duit, lu punya kuasa

31 Juli 2023   12:24 Diperbarui: 1 Agustus 2023   09:41 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

"Lu punya duit, lu punya kuasa, tapi buat gue enggak. Gue gak punya. Ibaratnya gue gak bermateri, lawan orang yang bermateri. Bisa jadi gue menang, soal pemikiran," ucap Bayem.

Belakangan ini rangkaian kalimat tersebut akrab di telinga kita. Sering muncul di reels IG, TikTok dan lainnya. Lantas seperti apa jika kita analisa kalimat tersebut dalam perspektif filsafat. Lu punya duit lu punya kuasa. Kata Kuasa memiliki beberapa arti yang telah disepakati di masyarakat yaitu kemampuan (kekuatan) berbuat sesuatu, wewenang atas sesuatu atau menentukan (memerintah). Dalam penambahannya dengan imbuhan ke- akan menunjukan pada segala sesuatunya. Max Weber mendefinisikan kekuasaan atau power sebagai peluang atau sarana bagi seorang individu untuk dapat mencapai keinginannya sendiri bahkan sekalipun harus menghadapi perlawanan dari orang lain, dalam hubungan sosialnya. Menurut Max Weber, definisi kekuasaan ini masih terlalu luas. Sehingga definisinya dipersempit menjadi dominasi yang merupakan kemungkinan jika suatu perintah akan ditaati oleh kelompok atau individu tertentu. Sedangkan John Locke mendefinisikan kekuasaan sebagai suatu hal yang harus dipisah dan tidak boleh berada dalam satu unsur yang sama. Definisi yang dikemukakan oleh John Locke ini kemudian dikenal dengan nama teori pemisahan kekuasaan. Dalam jurnal yang berjudul Teori Pemisahan Kekuasaan dan Konstitusi Menurut Negara Barat dan Islam (2019) oleh Suparto, disebutkan jika John Locke membagi kekuasaan ke dalam tiga bagian, yakni: Kekuasaan legislatif bertugas untuk membuat peraturan dan perundang-undangan. Kekuasaan eksekutif bertugas untuk melaksanakan perundang-undangan, termasuk kewenangan mengadili. Kekuasaan federatif bertugas untuk menjaga keamanan serta hubungan negara dengan negara lainnya. Lalu Montesquieu membagi kekuasaan menjadi tiga bagian. Hal ini juga kemudian dikenal dengan istilah Trias Politica. Berikut penjelasannya: Kekuasaan legislatif bertugas untuk membuat perundang-undangan. Kekuasaan eksekutif bertugas untuk menyelenggarakan perundang-undangan. Kekuasaan yudikatif bertugas untuk mengadili jika ada pelanggaran atas perundang-undangan.

Dari beberapa definisi tersebut belum ada rujukan pasti tentang konsep kuasa (kekuasaan) yang dimaksud oleh Si Bayem dalam videonya. Menurut penulis, tidak menutup kemungkinan bahwa yang diucapkan Bayem adalah dampak sirkulasi beberapa konsep Filsafat yang diterima dan terjadi, serta menyatu di masyarakat diantaranya. Kapitalisme, Materialisme, Konsumerisme .

Menurut Karl Marx, kapitalisme diartikan sebagai sistem dengan pemilik modal berperan dalam menentukan kebijakan pasar dan harga barang untuk mendapatkan keuntungan maksimal.

Max Weber berpendapat bahwa kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang berlaku dalam suatu pasar dan kegiatan tukar menukarnya ditujukan untuk memperoleh keuntungan.

Adam Smith mengatakan bahwa kapitalisme adalah sistem yang dapat memberikan kesejahteraan masyarakat yang menganutnya apabila tidak ada intervensi pemerintah terhadap mekanisme dan kebijakan pasar.

Lalu Materialisme menurut Ludwig Feueurbach adalah suatu paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi. Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil interaksi material. Materi adalah satu-satunya substansi. Materi yang ia maksud dapat dipahami sebagai "bahan; benda; segala sesuatu yang tampak".

Selanjutnya adalah "konsumerisme" yang berasal dari kata "consumpt" yang artinya "memakai" atau "menggunakan". Konsumerisme merupakan paham atau ideologi yang menjadikan individu atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barangbarang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya sacara sadar dan berkelanjutan. Akibatnya menjadi pecandu dari suatu produk, sehingga ketergantungan tersebut tidak dapat atau susah untuk dihilangkan. Sifat konsumtif yang ditimbulkan akan menjadikan penyakit jiwa yang tanpa sadar menjangkiti individu dalam kehidupannya

Sadar atau tidak sadar, masyarakat kini hidup sangat padu padan dengan ketiga konsep tersebut. Sistem industrial yang kapitalis berdampingan erat dengan pola pemerintahan yang senantiasa mendukung. Dengan kecenderungan masyarakat yang berdampingan dengan social media mengacu pada percepatan informasi. Industri sangat mendukung gaya hidup manusia. Mulai dari fashion kebutuhan primer maupun skunder semua berorientasi pada kebendaan dan kemewahan. Hal tersebut juga berkausalitas dengan kemalasan manusianya yang serba cepat dan instan. Percepatan tersebut tentunya sangat mendukung konsumtifitas (konsumerisme).

Paham materialisme sendiri merupakan paham yang dekat dengan keinstanan tersebut, karena segala sesuatu yang disebut ada adalah yang terlihat maka manusia akan memakai kacamata kebenaran berdasarkan kebenadaan atau materil. Segala yang terlihat (ada bentuknya), ada bendanya maka akan lebih diakui kebaradaannya.

Konsep-konsep tersebut kiranya dapat menjadi penghubung diksi kekuasaan (kuasa) dengan kata benda (uang). Individu pemilik materil (benda/uang) akan merasa memiliki kekuasaan yang lebih dibandingkan yang tidak memiliki. Namun perkataan Bayem secara tidak langsung membuktikan sebuah konsep yang pernah dikemukakan Michel Foucault . Menurut Foucault kekuasaan  adalah satu dimensi dari relasi. Di mana ada relasi, di sana ada kekuasaan. Dan pada konsep ini pula sesuatu yang mendominasi segala hal adalah pengetahuan. Jika kita ingat Bayem mengatakan "Ibaratnya gue gak bermateri, lawan orang yang bermateri. Bisa jadi gue menang, soal pemikiran" maka kata "bermateri" artinya memiliki harta benda dan kata "pemikiran" yang dimaksud Bayem dapat kita artikan sebagai "pengetahuan" yang menjadi relasi yang dimaksud Foucault.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun