Aku coret sajak itu dan menolak kata mendayu. Beberapa larik telah selesai dimakna sebelum dibaca selesai
Wajah perempuan itu membakar pekarangan kasih-kasih yang mekaran dalam senyum di ruang tamuku.
Lalu aku coret sajak itu
Sajak yang dingin di luar ruangan
Sajak yang hangat dibalik selimutnya, ia betul-betul tenang
Dan kucoret agar ia gusar
Teriakannya keras, keras kepala
Perempuan itu mendorong gerobak sayur
Tangannya cokelat dimatangkan matahari
Kakinya tebal tak beralas lagi
Rindu menggumpal di dadanyaÂ
Kampung halaman di hari lebaran berusaha ia relakan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H