seorang bocah kulit legam, mata tajam, bersyahwat peluru
berkelamin tegak tak terkendali
berhati gaduh
ia kencing sambil tiduran
menembak langit di malam muda
lalu panik merasa berdosa
Iya lari terbirit-birit
entah kenapa sampainya dikuburan
ia kelelahan
tiba-tiba perutnya lapar
ia memakan darah teman-temannya yang mati di telan mimpi ibu bapaknya yang juga menelan mimpi nenek moyangnya
ketika kenyang, tak ada soal
tuntas semua rindu-rindu di kepalanya
ia berpikir; dosa, api, siksa
mulai malam sampai fajar ia bunuh diri sebagai pendosa
lalu dalam proses mati, ia bertemu sesosok malaikat berkulit hitam bersayap putih
perbincangan yang mengenang pekat di dalam sukmanya;
apakah dosa bisa lupa siapa pembuatnya?
malaikat mengolok, tidak bisa dosa tidak bisa ingat, juga tidak bisa lupa, karena dosa itu tidak hidupÂ
si bocah justru lega
baiklah ayo berangkat, senyumnya
si bocah berangkat mati lelap
tak ada ketakutan dan kebimbangan lagi di hatinya.
malaikat terbang membawanya kepada Tuhan
si bocah sudah menjelma dosa
ia mati dan tak takut disiksa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H