lelaki dengan rembulan di matanya
menarik mundur tubuhnya dari kerumunan wajah-wajah kemerahan. sebab wajahnya penuh debu pekat kehitaman.
ia tak punya sabun muka jarang gosok gigi, lebih sering gosok kantong celana lalu gosok-gosok dadanya yang memendam gelombang
tegopoh-gopoh melangkah
lelaki dengan rembulan di matanya pergi dari kesesakkan anggur malam dan tari-tarian penuh birahi
sebab tak bersepatu kakinya bengkak terinjak lawan mainnya
di trotoar di ujung malam kupingnya bergerak-gerak merogoh-rogoh syair tuhan,
menyenggol dadanya yang ngap
lelaki dengan rembulan di matanya
akhirnya lolos dan berhasil kabur
mencari air kali untuk mandi wajib dan berwudhu. lelaki dengan rembulan di matanya membasuh wajahnya yang bertumpuk kata-kata
telah ia kumpulkan sejak senyum manis pecandu khayal di meja judi
puisi memanggil-manggil dan terangin-angin. mengajaknya bersajak ria
di barisan sujudnya kata cinta
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI