Pagi yang sungkan hadir memaksa mata membuka tabirÂ
memandang dari atap bulan perlahan buyar dipecah langitÂ
menengok ke layarÂ
sebuah layar selalu digenggam melebihi sebatas imanÂ
sebuah layar percepatan informasi menampakkan dampak yang redup sekaligus terang dalam satu tempat yang membingungkanÂ
aku bertanya; tetapi pertanyaan hanya hasil padaku
padamu sebuah duga menduga gelap sebagai matiÂ
sebagai kuburanÂ
sebagai kesulitanÂ
sebagai keterpurukanÂ
menduga hidup selalu apiÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!