Mohon tunggu...
Muhammad SalmanHusairi
Muhammad SalmanHusairi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Jakarta

Hobi bermain basket

Selanjutnya

Tutup

Diary

Bunga Tidur

15 Oktober 2022   17:54 Diperbarui: 15 Oktober 2022   17:55 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Di keramaian jl.Mahoni saya dan adik saya sedang berjalan jalan menggunakan sepeda motor yang saya kendarai,niat hati ingin membeli beberapa jajanan jalan untuk kami makan bersama dirumah nanti,tetapi mata saya terfokus pada satu kedai yang sangat ramai dan antriannya pun panjang saya  bilang ke adik saya kalau saya ingin mengantri di kedai tersebut dan adik saya mengantri di kedai yang lain berharap agar bisa cepat segera pulang.

Begitu saya mulai terpisah oleh adik saya ada suara teriakan dari arah belakang saya dan tak lama disusul teriakan "penculik...penculikk.." dari warga sekitar,saya segera menoleh ke belakang dan ternyata anak perempuan berusia 6 tahun yang menjadi korban adalah adik saya sendiri,saya lari sekuat tenaga mengejar motor penculik tersebut yang dibantu oleh beberapa warga yang mengendarai sepeda motor.

Nafas saya mulai tersengal kaki saya pun sudah tidak mampu untuk mengejar penculik adik saya "bagaimana jika adik saya dalam keadaan bahaya" dalam hati saya berbicara agar bisa berfikir. Saya pun berhenti mengejar tetapi warga masih tetap membantu saya dan membiarkan saya minggir terlebih dahulu agar saya bisa meluruskan kaki.

Tak lama beberapa warga datang dengan raut wajah sedih,seorang ibu yang ada disitu pun menepuk nepuk bahu saya sabil berkata "sabar ya bang" saya yang tidak tahu ada apa sebenernya hanya bisa bertanya tanya lalu pak RT datang dan mengatakan kepada saya bahwa penculik adik saya mengalami kecelakaan akibat terlalu kencang mengendarainya awalnya saya merasa lega ketika pak RT mengatakan seperti itu tetapi ketika beliau melanjutkan omongannya adik saya ikut serta menjadi korban kecelkaan dan dinyatakan meniinggal ditempat.

Jantung saya seakan berhenti beberapa detik,nafas saya pun melemah,badan saya lemes bukan main saya menangis sambil teriak sekuat tenaga saya,sedih? Sangat sedih karna saya ga berhasil mengejar adik saya,saya menangis sambil meraung raung tiba tiba "byurr....." saya bangun dan merasakan dinginnya air kamar mandi yang baru saja di siram ibu saya,beruntungnya ini hanya bunga tidur yang membuat saya seperti menangis meraung raung seperti orang gila.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun