Bagian #2
     Sejak remaja Hamid jatuh cinta pada musik. Kecintaannya pada musik inilah yang mengantarnya masuk ke Jurusan Pendidikan Seni Musik di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung.Â
Laki-laki berperawakan tegap ini memulai kuliahnya pada 1995 dan lulus pada 2002. Saat itu ia mengikuti kelas inklusif, yaitu kelas belajar campuran antara mahasiswa yang normal dengan penyandang disabilitas. Sebagai mahasiswa disabilitas netra salah satu kendalanya ialah saat belajar membaca notasi. Inilah yang agak menghambat proses belajarnya.Â
Walau tidak memperoleh perlakuan istimewa dari guru-gurunya ia tidak menyesal belajar di sana, karena hubungan dengan guru sangat dekat. Ini pula yang membuat dirinya merasa nyaman.
     Kelas inklusif, yang membuat Hamid terkena imbas teguran dosen apabila mahasiswa lainnya melakukan tindakan yang tidak baik. Misalnya, kelakuan nakal, nilai ujian mahasiswa kurang bagus, bisingan kelas ketika proses pembelajaran dan lainnya.
    Setelah menyandang gelar Sarjana Pendidikan, ia lalu mencoba melamar kerja ke Sekolah Luar Biasa Bagian -- A Pembina Jakarta, pada 2003. Sejak awal priode sebagai pengajar di SLB B -- A, ia masih mendapatkan honor sekolah. Awal sebagai pengajar, ia tidak langsung lancar mengajar melainkan, perlu dari awal membangun chemistery antara peran guru dengan siswa (tunanetra).Â
Hingga pada oktober 2012, ia naik tingkat menjadi PNS dan hingga priode sekarang ini, ia sebagai Pembina Kesiswaan di bidang musik.Â
    Mengawali karier dengan hobi pertamanya yaitu musik. Latar belakang pendidikan. Hamid yaitu "pendidikan seni musik", di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung. Dari sanalah ia memulai menekuni berbagai macam alat musik hingga akhirnya, Hamid menjadi pengajar bidang musik di SLB B -- A Jakarta
    Hamid merupakan guru mata pelajaran musik. Berbeda dengan guru musik umumnya, ia memiliki metode pembelajaran dengan menggunakan kode suara. Ketika ia melantunkan suara 1, maka murid-muridnya mengetuk not sebanyak 5 kali. Jika ia bersuara 2, maka murid mengetuk notnya 4 kali. Siswa-siswa memainkan instrumen musik sesuai dengan kode yang diberikan Hamid. Ia mengaku mengembangkan metode tersebut dari pelajaran Teori Harmoni yang dipelajarinya semasa kuliah.Â
"Latihan dengan kode suara ini saya berikan pada awal pembelajaran. Jika mereka sudah lancar atau minimal tahu, barulah bisa saya lepas," jelas Hamid dalam metode permainan angklung.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H